Tumis Jantung Pisang, Kuliner Tradisional Kaya Gizi yang Kian Digemari
Tumis Jantung Pisang ala Nusantara.-Fhoto: Istimewa-
Di Yogyakarta misalnya, beberapa UMKM telah memproduksi abon jantung pisang, keripik, hingga nugget berbasis bahan ini.
Salah satu alasan lain yang membuat tumis jantung pisang semakin populer adalah karena sifatnya yang plant-based dan cocok untuk pola makan vegetarian maupun vegan.
Di tengah kesadaran akan isu lingkungan dan etika pangan, makanan berbasis tumbuhan semakin diminati.
“Jantung pisang ini luar biasa karena bisa menjadi pengganti daging dalam banyak hidangan. Teksturnya mirip daging suwir, dan jika dibumbui dengan benar, sangat memuaskan,” kata Intan Maharani, aktivis lingkungan dan pendiri komunitas Vegan Lokal Jakarta.
Tumis jantung pisang bukan sekadar makanan. Ia menjadi simbol bagaimana kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan pangan sederhana dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Di saat banyak orang terjebak pada makanan instan atau produk impor, kehadiran kembali hidangan seperti ini menjadi angin segar bagi dunia kuliner Indonesia.
“Kita perlu bangga dengan makanan kita sendiri. Jantung pisang itu tidak kalah gizinya dengan quinoa atau kale dari luar negeri.
Bahkan dari segi rasa, lebih cocok dengan lidah kita,” kata Chef Ragil Imam Wibowo, tokoh kuliner yang kerap mempromosikan makanan lokal.
Dengan cita rasa yang lezat, kandungan gizi yang tinggi, serta nilai budaya yang melekat, tumis jantung pisang patut mendapat tempat istimewa di dapur dan hati masyarakat Indonesia.
Di tengah gempuran makanan modern dan asing, hidangan ini membuktikan bahwa kebaikan bisa datang dari hal-hal yang sederhana, bahkan dari bunga pisang yang selama ini nyaris terlupakan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:


