Alpukat Oleh-Oleh Primadona Dari Lubuklinggau, Laris Manis Selama Arus Mudik dan Arus Balik

Alpukat Oleh-Oleh Primadona Dari Lubuklinggau, Laris Manis Selama Arus Mudik dan Arus Balik

Lapak Oleh-Oleh di Jalan Simpang Stasiun Kereta Api Lubuklinggau.-Foto : Yati-PALPOS.ID

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID.- Libur lebaran Idul Fitri 1444 H,  pedagang oleh-oleh di  Simpang Stasiun Kota Lubuklinggau ketiban rezeki lebih. Pasalnya selama arus mudik dan arus balik, oleh-oleh khas Lubuklinggau berupa buah Alpukat atau lebih dikenal dengan sebutan Pokat dan Gula Aren laris manis.

"Terjadi peningkatan permintaan selama arus mudik dan arus balik," demikian diungkapkan Lin Awi, pedagang oleh-oleh di Simpang Stasiun Kereta Api Kota Lubuklinggau, dijumpai di lapak dagangannya, Jumat 28 April 2023.

Menurut Lin, diantara oleh-oleh khas Kota Lubuklinggau seperti kopi, kacang kulit, gula merah dan pokat, yang paling laris adalah pokat. "Ada beberapa oleh-oleh khas Linggau, tapi yang paling laris itu pokat," ujar Lin.

Semua itu, karena pokat khas Lubuklinggau memiliki ciri dan keistimewaan sendiri dibandingkan pokat di daerah lainnya. "Pokat Linggau itu seperti pokat mentega, isinya tebal dan kekuningan seratnya halus dan lunak, rasanya gurih," ungkapnya.

Sedangkan pokat dari daerah lain, meski hampir mirip namun memiliki serat dan rasanya tidak segurih pokat Linggau. "Karena itu pokat Linggau harganya sedikit lebih tinggi dibanding pokat di daerah lainnya," ujar Lin.

Harga eceran pokat di Lubuklinggau untuk ukuran yang besar satu pokat bisa 1 kg dijual dengan harga Rp60 ribu perkilonya. Sedangkan untuk ukuran 1 kg isi 2 pokat itu diharga Rp40 ribu perkilo.

Sementara untuk ukuran yang sedang itu berkisar Rp 30 ribu sampai Rp35 ribu perkilo. Untuk ukuran yang kecil Rp25 ribu perkilogramnya.

Meski harganya terbilang tinggi, namun permintaan pokat selama arus mudik dan arus balik justru meningkat. "Dihari biasa yang belanja paling berkisar 8-10 orang, tetapi selama arus mudik dan arus balik meningkat lebih dari 100 persen atau berkisar 20 orang lebih perhari," jelas Lin.

Satu orang lanjutnya, rata-rata membeli paling sedikit 5-10 kg pokat. "Pembeli yang datang biasanya berkelompok 2-3 orang atau satu keluarga, masing-masing mereka membeli oleh-oleh sendiri-sendiri," jelasnya.

Selain pokat biasanya, banyak juga yang membeli gula merah atau gula aren. "Gula aren sebenarnya bukan asli dari Lubuklinggau, tetapi didatangkan dari daerah Rejang Lebong, tapi juga sudah menjadi oleh-oleh khas Lubuklinggau," ungkap Lin.

Namun diantara  beberapa oleh-oleh yang dijualnya, Pokat menjadi primadona pemudik. "Pokat menjadi oleh-oleh primadona dari Lubuklinggau," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpos.id