Negara Ini Dihuni Mayoritas Keturunan Indonesia, Ada yang Jadi Pejabat Pemerintahan

Negara Ini Dihuni Mayoritas Keturunan Indonesia, Ada yang Jadi Pejabat Pemerintahan

Warga Kaledonia Baru keturunan Indonesia yang berawal dari buruh migran -Foto : Istimewa-

Orang Eropa dengan sederhana menyebut mereka sebagai Javanais atau Niaouli. 

Nama Niaouli adalah sejenis pohon lokal yang sering dijadikan tempat para mbok Jawa menggantungkan bayinya saat mereka bekerja di perkebunan. 

Karena itu, lambat laun, orang Jawa yang lahir di Kaledonia Baru disebut Les Niaouli atau Kaum Niaouli. 

Berdasarkan data Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), migrasi pertama orang Jawa yang datang ke Kaledonia Baru sebanyak 165 orang. 

Mereka terdiri dari 145 laki-laki dan 20 perempuan. 

Didapati keterangan ada 78 kali pengiriman buruh dari Jawa ke Kaledonia Baru. 

Umumnya mereka berasal dari Jogjakarta, Solo, Wonosobo, Pekalongan, Kediri, Surabaya, Batavia, dan Bandung. 

Dijelaskan Iwan, gelombang besar migrasi terjadi lima kali, yakni tahun 1896, lalu tahun 1936 sebanyak 300 orang, tahun 1939 sebanyak 800 orang dan tahun 1949 semasa Perang kemerdekaan Indonesia dan terakhir awal 1970 an semasa bisnis nikel booming. 

Orang Jawa di Kaledonia Baru tidak selamanya hidup menjadi buruh. 

Salah satunya Daryana alias Sunaryo, pria asal Slawi yang menjadi kuli kontrak tahun 1937 dan di tahun 1996 sudah memiliki 15 apartemen yang disewakan. 

Per unit apartemen, kata Iwan, disewakan 140.000 Franc atau senilai Rp2,8 juta. 

Ada juga  Sutikno, migran gelombang terakhir yang tiba tahun 1972 di Kaledonia Baru sebagai ahli mekanik. 

Kini Sutikno menjadi pengusaha bengkel, pemilik izin penjualan dan showroom Peugeot, serta memiliki konsesi pom bensin dari jenama Total di Kaledonia Baru. 

Pada tahun 1990, dia menjual saham bengkel mobilnya seharga 60 juta franc. 

Sutikno dan Sariyah beserta keluarganya, ucap Iwan, menjadi warga terhormat di Noumea.(*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: