Kemenag Prabumulih Fokus Verifikasi Data Calon Jemaah Haji 2026

Kemenag Prabumulih Fokus Verifikasi Data Calon Jemaah Haji 2026

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Prabumulih, M. Dhafir.-Foto:dokumen palpos-

PRABUMULIH, PALPOS.ID - Persiapan pemberangkatan calon jemaah haji (JCH) tahun 2026 di Kota Prabumulih mulai dilakukan secara bertahap.

Meskipun Kementerian Haji dan Umroh Republik Indonesia baru resmi dibentuk, aktivitas pelayanan haji di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Prabumulih tetap berjalan normal.

Proses pendaftaran, verifikasi administrasi, hingga pembaruan data jemaah terus dilaksanakan sesuai ketentuan terbaru.

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Prabumulih, M. Dhafir, menegaskan bahwa saat ini fokus utama pihaknya adalah melakukan verifikasi data calon jemaah.

BACA JUGA:Atasi Kemacetan, Dishub Prabumulih Sebar Petugas di Titik Rawan Macet

BACA JUGA:Polres Prabumulih Ringkus Dua Bandar Sabu dengan Barang Bukti 179,2 Gram Bernilai Ratusan Juta Rupiah

Langkah ini penting untuk memastikan setiap calon jemaah benar-benar siap diberangkatkan ke Tanah Suci tanpa hambatan.

“Kami sedang memastikan kesiapan jemaah, apakah mereka siap diberangkatkan atau ada yang menunda keberangkatan.

Semua dilakukan melalui proses verifikasi dokumen secara detail agar tidak ada masalah saat pelaksanaan haji nanti,” jelas Dhafir, belum lama ini kepada wartawan.

Dikatakannya, proses verifikasi menjadi tahapan krusial dalam persiapan pemberangkatan haji.

BACA JUGA:Horeee!! PPPK Prabumulih Tahap 1 Dapat Gaji 2 Bulan Sekaligus

BACA JUGA:Polantas Menyapa, Satlantas Polres Prabumulih Gelar Baksos dan Edukasi Keselamatan Berlalu Lintas di Ponpes Al

Kemenag Prabumulih saat ini mengecek kelengkapan dokumen administrasi seperti paspor calon jemaah haji, foto biometrik (visa bio) sesuai syarat terbaru, dokumen identitas tambahan lain yang ditetapkan pemerintah.

Selain itu, bagi jemaah yang memilih menunda keberangkatan, diwajibkan untuk membuat surat resmi agar data dapat diperbarui.

Sementara itu, untuk calon jemaah yang wafat, pihak keluarga diminta menyerahkan akta kematian sehingga slot keberangkatan bisa disesuaikan.

Dhafir menyebutkan, hingga saat ini tercatat ada 7 calon jemaah wafat, mayoritas berusia lanjut.

BACA JUGA:Sampaikan Aspirasi ke DPRD Prabumulih, GPMH dan AMP: Mahasiswa Agen Kontrol dan Agen Perubahan

BACA JUGA:Anggota DPRD Prabumulih Leoni Ayu Pratiwi Apresiasi Aksi Damai FKPP, GPMH, dan AMP di DPRD Prabumulih

Selain itu, terdapat 3 jemaah lain yang mengajukan penundaan keberangkatan karena alasan kesehatan dan keluarga.

“Semua perubahan data harus didokumentasikan secara resmi. Ini penting agar tidak ada kekosongan data dalam sistem dan memudahkan penyesuaian kuota,” imbuh Dhafir.

Berdasarkan data Kemenag, kuota haji untuk Kota Prabumulih tahun 2026 mencapai 156 orang.

Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen telah diverifikasi dan dinyatakan siap berangkat, sementara 20 persen sisanya masih dalam proses konfirmasi dan melengkapi dokumen.

Dhafir menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan verifikasi satu per satu.

Hal ini untuk memastikan setiap jemaah memenuhi semua syarat administrasi.

Dengan begitu, tidak akan terjadi kendala saat keberangkatan maupun ketika sudah berada di Arab Saudi.

“Verifikasi dilakukan dengan teliti, sekaligus memastikan seluruh dokumen lengkap.

Jangan sampai ada jemaah yang terhambat hanya karena masalah administrasi,” kata Dhafir.

Meskipun masih menunggu kepastian kuota penuh dari pemerintah pusat, pelayanan di Kantor Kemenag Prabumulih tetap berjalan normal.

Masyarakat yang hendak mengurus administrasi haji bisa langsung mendatangi bagian Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU).

Pasca dibentuknya Kementerian Haji dan Umroh RI, sejumlah prosedur baru mulai diterapkan.

Kemenag Prabumulih menyesuaikan layanan sesuai kebijakan terbaru tersebut, termasuk dalam pengelolaan data jemaah, proses verifikasi, hingga persyaratan tambahan yang diminta otoritas haji di Arab Saudi.

“Pelayanan tetap kami lakukan seperti biasa.

Calon jemaah yang sudah siap berangkat wajib segera melengkapi dokumen penting sesuai prosedur terbaru,” tegas Dhafir.

Pelaksanaan haji di tahun 2026 memiliki tantangan tersendiri. Selain jumlah jemaah yang cukup besar, faktor kesehatan jemaah juga menjadi perhatian.

Mayoritas calon jemaah dari Prabumulih berusia di atas 50 tahun, sehingga persiapan kesehatan fisik dan mental menjadi hal penting.

Kemenag Prabumulih bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tahap awal. Hal ini bertujuan untuk memastikan jemaah dalam kondisi prima sebelum diberangkatkan.

Selain itu, masalah pendanaan dan biaya haji juga sering menjadi kendala.

Tidak sedikit calon jemaah yang membutuhkan waktu lebih lama untuk melunasi biaya keberangkatan.

Oleh karena itu, Kemenag memberikan ruang fleksibilitas bagi mereka yang ingin menunda keberangkatan ke tahun berikutnya.

Sebagai bagian dari persiapan, Kemenag Prabumulih juga akan menyelenggarakan bimbingan manasik haji.

Program ini bertujuan memberikan pemahaman menyeluruh kepada calon jemaah mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji, mulai dari rukun hingga sunnah-sunnahnya.

Bimbingan manasik biasanya dilaksanakan beberapa bulan sebelum keberangkatan, dengan menghadirkan narasumber berkompeten.

Dhafir menekankan bahwa kegiatan ini sangat penting agar jemaah tidak kebingungan saat berada di Tanah Suci. “Kami ingin memastikan jemaah benar-benar paham tata cara ibadah haji.

Manasik menjadi bekal utama agar pelaksanaan haji berjalan lancar,” ujarnya. (abu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: