Ternyata Musik Jidur Disebarkan oleh Bangsa Belanda ke Sumsel

Ternyata Musik Jidur Disebarkan oleh Bangsa Belanda ke Sumsel

Ternyata musik jidur disebarkan oleh Bangsa Belanda ke Sumsel-Foto : Istimewa-

PALEMBANG,PALPOS.ID - Indonesia tidak hanya kaya akan kuliner nusantaranya, namun juga ragam budaya lainnya yang begitu indah.

Seperti budaya seni music, salah satunya music jidur atau Tanjidur.

Sayangnya, music ini sudah tidak lagi didengarkan dikalangan generasi muda saat ini seperti generasi Z yang cendrung gemar dengan music luar negeri seperi K- Pop atau ke barat- baratan.

BACA JUGA:10 Misteri Alam Semesta yang Masih Belum Terpecahkan

Padahal, sejarah dari music jidur jika dikupas akan sangat menarik, pasalnya musik Instrumentalia seperti music orkesta ini selalu melantunkan irama khas yang sangat nikmat didengar pada saat perayaan pesta seperti pernikahan.

Maka tidak heran, music orkesta jidur yang memiliki anggota sekitar 12 orangan dulunya ini menjadi music andalan di zamannya yang akan digunakan untuk memeriahkan ngarak pengantik kelilin dusun, atau biasa disebut ‘Berarak’.

Meskipun banyak generasi muda yang sudah asing akan music orkesta ini, ada sebagian kelompok dibentuk untuk dapat melestarikan music orkesta yang menyebar di beberapa wilayah Sumsel seperti Pedamaran Ogan Komering Ilir, Sungai Rotan Muara Enim dan beberapa desa atau kabupaten lainnya.

BACA JUGA:Ternyata Kisah Legenda Kota Ghaib Saranjana Dibawa ke Layar Lebar, Mari Simak!

Dibalik suara music orkesta yang selalu bergema di di sebagian wilayah Sumsel yang dikutip dari webside kebudayaan Sumatera Selatan, jika awalnya jidur dibuat oleh penjajal yaitu bangsa fortugis dan dikembangkan di Indonesia di Sumatera Selatan lalu dibuat oleh bangsa Belanda.

Selanjutnya, berkembang di Pedamaran pada wal abad 19 dibuat oleh orang Palembnag dan mentap di Desa Cinta Jaya Pedamaran di mana Desa Cinta Jaya ini hidup di rakit diseberang Pedamaran, tepatnya di atas Rakit di Sungai Babatan Pedamaran.

Warga Cinta Jaya inilah yang pertamakali mengembangkan music jidur ke Pedamaran, yang melibatkan beberapa alat music melodis dan ritmis.

BACA JUGA:5 Fakta Unik Buah Mengkudu

Alat musik tersebut terdiri dari Bass Drum, Snare Drum, Simbal, Terompet, Saxophone, Alto Horn, Bariton, Gitar Bass, dan Keyboard.

Masing- masing alat music memiliki fungsi dan tugas masing- masing untuk mengiringi lagu baik itulagu pop, dangdut, ataupun melayu.

Lalu untuk alat music bass drum, senare drum, dan sambal mempunyai peran sebagai pemberi tempo sekaligus membuat suasana lebih ramai dan semarak untuk di dengar.

BACA JUGA:Ternyata Gaji Tentara Wagner Segini...

Lalu nuntuk teroptem dan saxophone menjadi pengisi melodi dan pemberi harmoi dalam permainan okres jidur.

Alto horn, baritone, serta keyboard sebagai pengisi akord, kemudian gitar bass sebagai penjelas ketukan pada music orkes jidur.

Namun sebenarnya, jidur ternyata tidak hanya ada di Sumatera Selatan saja, dibeberapa wilayah lainnya seperti di pulau Jawa tepatnya di Jakarta yang digunakan oleh Suku Betawi sebagai music perayaan pernikahan, pawai dan Khitanan.

BACA JUGA:Desa Miliarder di Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah, Rumah 2 Lantai Penghasilan Miliaran

Awal masuknya music orkes Jidur atau Tanjidur di pinggiran Jakarta pada tahun 1974 yang dulunya berasal dari para budak yang ditugaskan bermain music untk para tuannya  dimasa kompeni.

Dimana dulunya para kompeni membangun rumahd an vila dipinggiran Jakarta seperti wilayah Cimanggis, Ciseheng, Tanjung Timur, Pondok Gede, dan Cililitan Besar.

Namun pada tahun 1860 perbudakan sudah dihapuskan, maka warga berinisiatif untuk membentuk kelompok music orkes jidur atau tanjidur yang dilestarikan menjadi budaya dan akan terus dikembangkan.

BACA JUGA:6 Fakta Menarik Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah, Wisata Budaya hingga Tarian Tradisional

Lalu, music orkes ini juga ternyata bisa ditemukan di Ternate, Maluku Utara, Indonesia.

Di wilayah tersebut, asal usul alat musik orkes jidur belum terdokumentasi secara mendalam meskipun sudah sangat khas dimainkan oleh warga Ternate sebagai upacara tradisional.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: