Rumput di Hutan Gambut, Tembus Hingga ke Paris dan Dubai
![Rumput di Hutan Gambut, Tembus Hingga ke Paris dan Dubai](https://palpos.disway.id/upload/4d4f9a13c15a82b2b694669b1135f693.jpeg)
Rumput di Hutan Gambut tembus hingga ke Paris dan Dubai. -Foto: ist-
Dengan durasi waktu sekitar satu hari hingga seminggu sesuai dengan ukuran dan kesulitan proses pembuatan.
Seperti proses pembuatan tikar yang membutuhkan waktu hingga 1 minggu lamanya karena ukuran yang besar.
“Alhamdulillah purun bisa dimanfaatkan warga sejah dahulu. Jadi memang sudah menjadi warisan turun temurun. Karena di OKI khususnya di Desa kami lahan gambut itu sangat luas, tumbuhan rumpaut purun ini sangat mudah ditemui,” paparnya.
BACA JUGA:7 Calon Provinsi Baru di Indonesia, Potensi Pertanian Calon Provinsi Kepulauan Nias
Maka tidak heran, tambah dia jika rumput purun hasil dari Hutan Gambut dapat membantu kesejahteraan masyarakat.
“Saya berani bilang bisa membantu perekonomian atau sedikit membantu kesejahteraan masyarakat karena produk kita ini sudah tembus pasar luar negeri yakni hingga ke Paris dan Dubai,” ujarnya.
Hal ini tak lepas dari sambutan baik pemerintah yang mendukung serta membimbing kelompok masyarakat ini untuk dapat memasarkan produk mereka hingga tembus kelas Eropa.
Pemasaran melalui online juga dilakukan pihaknya, sejak 2017 lalu. Hal ini tentu akan terus dikembangkan kelompok POAH meskipun adanya keterbatasan tenaga ahli proses produksi.
“Ada yang pesan dalam jumlah banyak, ada juga yang satuan,” jelasnya.
BACA JUGA:7 Calon Provinsi Baru di Indonesia, Potensi dan Kunikan Tapanuli Pemekaran Sumatera Utara
Sementara untuk bahan baku gambut sendiri, ia mengaku masih sangat banyak. Namun tentunya sebagai kelompok yang menghasilkan barang guna pakai dengan bahan baku dari hutan gambut. Pihaknya terus melakukan pemeliharaan kawasan gambut tersebut.
“Gambutnya banyak, selagi kawasan tersebut dirawat akan tetap bertahan gambut akan terus tumbu,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel H Herman Deru sangat mendukung restorasi gambut untuk ketahanan pangan dengan memasukkan materi lahan gambut sebagai kurikulum muatan local di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah.
Langkah itu sebagai upaya agar generasi muda mendatang memiliki pemahaman lahan gambut salah satu sektor untuk ketahanan pangan.
“Saya piker ini harus dimasukkan menjai kurikulum muatan local. Agar nantinya siswa- siswi memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar agar tidak merusak lahan gambut,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: