Kisah Mistis Batu Ikan Belida dan Jejak Penyebaran Islam Oleh Kyai Gede Di Desa Kutaringin

Kisah Mistis Batu Ikan Belida dan Jejak Penyebaran Islam Oleh Kyai Gede Di Desa Kutaringin

Kisah Mistis Batu Ikan Belida dan Jejak Penyebaran Islam Oleh Kyai Gede Di Desa Kutaringin. Foto: ist/palpos.id--

PALPOS.ID - Desa Kutaringin, Kalimantan Selatan, Suatu cerita mistis yang menceritakan kisah batu ikan belida yang hilang dan jejak penyebaran agama islam oleh Kyai Gede di Desa Kutaringin.

Batu ini, dengan sejarah yang kelam dan tak terlupakan menjadi cerita rakyat yang turun temurun, telah menjadi simbol penting dalam perjalanan agama Islam di wilayah ini.

Batu Belida telah menjadi saksi bisu bagi peristiwa-peristiwa bersejarah yang melibatkan penjajahan Belanda, perubahan keyakinan, dan perjuangan agama Islam di desa ini.
BACA JUGA:Rahasia Panjang Umur Hanako, Ikan Koi yang Hidup Lebih dari Dua Abad Terungkap oleh Para Ilmuwan
Menurut cerita, Batu itu telah di hancurkan oleh para penjajah belanda. Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Batu Belida sebelum akhirnya menjadi bisu (dihancurkan) yakni- "ALLAHHU AKBAR."

Ketika Belanda masih menjajah desa Kutaringin, mereka menemukan Batu Belida yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh batu tersebut, "ALLAHHU AKBAR," mengejutkan komandan Belanda yang merasa terancam.
BACA JUGA:Inilah 10 Ikan Teraneh di Dunia, Ada Yang Bisa Ganti Jenis Kelamin Semaunya Sendiri
Dia pun bertanya, "Apa tidak ada yang kramat?" Penduduk setempat tak memiliki pilihan selain mengikuti perkataan Batu Belida dengan mengucapkan "Allahhu Akbar."

Keadaan semakin tegang ketika Belanda menghancurkan batu tersebut dan segera meninggalkan desa Kutaringin.

Namun, cerita ini tidak berakhir begitu saja. Pada saat Belanda berlayar menjauh dari desa Kutaringin, hal aneh terjadi, pengawalnya tewas semua, hanya sang komandan mereka yang masih hidup di dalam kapal.
BACA JUGA:Kisah Hanako, Ikan Koi Tertua di Jepang yang Menjadi Legenda
Batu Belida yang telah dihancurkan oleh Belanda tidak lagi memiliki kekuatan gaibnya, dan tak bisa memberikan isyarat apapun.

Keberanian muncul dalam bentuk seorang ulama yang bernama Kyai Gede, yang diutus oleh Syekh Arsyad Al Banjary atau Datuk Kalampayan di Kalimantan Selatan untuk menyebarkan agama Islam di desa Kutaringin.

Kyai Gede datang dengan didampingi oleh 40 orang pengawalnya. Sesuai dengan isyarat yang di ucapkan batu ikan belida kepada penduduk.
BACA JUGA:Tanjak Palembang, Keindahan Warisan Budaya Melalui Pakaian Tradisional
Kehadiran Kyai Gede menjadi titik balik bagi desa Kutaringin. Sebagian penduduk setempat mulai mengadopsi Islam sebagai agama mereka, dan setiap aktivitas mereka selalu diawali dengan mengucapkan "Allah huakbar."

Hal ini terkait erat dengan legenda Batu Belida, meskipun batu tersebut sudah tidak bisa berbicara atau memberikan isyarat lagi.

Pada akhirnya, Belanda yang pernah menjajah desa Kutaringin takut untuk kembali menjajah setelah Kyai Gede berhasil membangun kerajaan Kutaringin di desa ini.
BACA JUGA:Selain Dikenal Sebagai Kota Koi, Ini 5 Keunikan Lainya Kota Blitar Jawa Timur
Sejarah pun mencatat perjuangan dan perubahan yang signifikan di desa Kutaringin, di mana agama Islam berkembang pesat dan menjadi bagian integral dari budaya dan kehidupan sehari-hari penduduk.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: