Aneh tapi Nyata, Satu-satunya Pulau di Dunia yang Tidak Ada Pohon Kelapa, Ada di Sumatera Selatan !
Fakta unik Pulau Maspari di Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan, tidak ditemui nyiur pohon kelapa--
BACA JUGA:Mengapa Air Terjun Selingsing Dijuluki Niagara Kecil di Sumatera Selatan? Berikut Penjelasannya!
Meski alasan pasti di balik petunjuk tersebut masih menjadi misteri, penduduk pulau saat itu merasa bahwa menebang pohon kelapa dapat mencegah bencana serupa terjadi lagi di masa depan.
Akibatnya, pulau ini kehilangan identitas pohon kelapanya dan digantikan dengan pohon mangga dan jambu mente.
Pulau Maspari kini menjadi destinasi yang unik bagi para wisatawan.
Selain keindahan alamnya, kisah misterius tentang hilangnya pohon kelapa membuat pulau ini semakin menarik untuk dikunjungi.
Beberapa penduduk lokal bahkan menawarkan tur cerita rakyat, mengajak para turis untuk mendengar langsung kisah-kisah lama yang masih diyakini hingga saat ini.
Meskipun banyak skeptis yang meragukan kebenaran dari kisah misterius ini, tidak dapat dipungkiri bahwa legenda tersebut telah menjadi bagian dari identitas Pulau Maspari.
Sebagai sebuah pulau yang menawarkan keunikan, Pulau Maspari mengingatkan kita bahwa setiap tempat memiliki kisah dan sejarahnya sendiri, yang kadang-kadang melewati batas pemahaman kita.
Namun, satu hal yang pasti: meskipun kehilangan pohon kelapanya, Pulau Maspari tetap menjadi saksi bisu keindahan alam Indonesia.
Pohon mangga dan jambu mente yang tumbuh kini menjadi simbol ketahanan dan adaptasi masyarakat setempat terhadap perubahan dan tantangan yang mereka hadapi.
Untuk diketahui, Pulau Maspari sebuah pulau yang terletak di Sumatera Selatan, kini berhasil menarik perhatian publik setelah masuk nominasi Surga Tersembunyi Terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020.
Meskipun terletak di provinsi yang sama, banyak warga Sumatera Selatan yang belum pernah menjejakkan kaki di sana.
Sejarah mencatat, Pulau Maspari kini menjadi bagian dari Sumatera Selatan setelah Kepulauan Babel memisahkan diri pada tahun 1999-2000.
Dulu, pulau dengan bentuk menyerupai ikan pari ini hanya memiliki empat bangunan.
Namun, seiring berjalannya waktu, banyak pembangunan telah dilakukan sehingga kondisi pulau ini kini jauh berbeda dari masa lampau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: