Sulawesi Selatan Sebuah Eksplorasi Kaya Sejarah Budaya dan Kebiasaan Lokal

Sulawesi Selatan Sebuah Eksplorasi Kaya Sejarah Budaya dan Kebiasaan Lokal

Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Dampak Pembentukan 3 Provinsi Otonomi Baru dan Implikasinya.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Provinsi ini memiliki beragam suku bangsa, di antaranya suku Bugis, Makassar, Toraja, Mandar, Duri, Pattinjo, Rampi, Maiwa, To Garibo, Pattae, Kajang, dan Konjo Pesisir. 

Tiga suku bangsa dominan di Sulawesi Selatan adalah suku Bugis, Makassar, dan Toraja.

Menurut Sensus Penduduk Indonesia 2010, Sulawesi Selatan memiliki penduduk sebanyak 8.006.578 jiwa. Suku Bugis, Makassar, dan Toraja mendominasi daerah ini, menciptakan keanekaragaman budaya yang memukau.

Perekonomian dan Kehidupan Sehari-hari

Perekonomian Sulawesi Selatan didasarkan pada pertanian, perikanan, dan pertambangan emas, magnesium, besi, dan logam lainnya. 

BACA JUGA:Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan: Sejarah dan Potensi Sebagai Ibukota Provinsi Luwu Raya

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Mengungkap Potensi Wisata Kabupaten Bone Ibukota Provinsi Bugis Timur

Kapal layar tradisional Indonesia, pinisi, masih digunakan luas oleh orang Bugis dan Makassar untuk transportasi, kargo, dan penangkapan ikan antar pulau di Indonesia.

Salah satu kebiasaan yang dikenal di Sulawesi Selatan adalah Mappalili atau Appalili. 

Ritual ini berasal dari kata palili yang berarti menjaga tanaman padi dari gangguan. Mappalili adalah bagian dari budaya Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Pangkep. 

Ritual ini menjadi tanda awal untuk menanam padi, melibatkan upacara untuk melindungi lahan pertanian dari gangguan yang dapat mengurangi produksi.

BACA JUGA:Kabupaten Bone Permata Pesisir Timur Sulawesi Selatan: Keindahan Alam dan Dinamika Masyarakat

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: 10 Fakta Menarik Kabupaten Tana Toraja sebagai Calon Ibukota Provinsi Baru

Pertumbuhan Penduduk dan Perubahan Sosial

Sensus 2010 memperkirakan jumlah penduduk Sulawesi Selatan sekitar 8.032.551 jiwa, yang menjadikannya provinsi terpadat keenam di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: