Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Kabupaten Bone dan Pelabuhan Bajoe sebagai Pusat Ekspor-Impor Terbesar

SULAWESI SELATAN, PALPOS.ID - Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Kabupaten Bone dan Pelabuhan Bajoe sebagai Pusat Ekspor-Impor Terbesar.

Pemekaran wilayah Provinsi Sulawesi Selatan telah membawa dampak besar pada Kabupaten Bone, yang kini menjadi pusat ekspor dan impor terbesar melalui Pelabuhan Bajoe. 

Dengan sejarah panjangnya, Kabupaten Bone menjadi pusat perhatian sebagai calon ibukota Provinsi Bugis Timur, dengan julukan "Bumi Arung Palakka". 

Salah satu daya tarik utama Kabupaten Bone adalah Pelabuhan Bajoe, pelabuhan internasional yang menghubungkan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Pajoge Angkong dan Sejarah Bumi Arung Palakka

BACA JUGA:Sulawesi Selatan Sebuah Eksplorasi Kaya Sejarah Budaya dan Kebiasaan Lokal

Sejarah Pelabuhan Bajoe sebagai Jembatan Perdagangan Antarprovinsi

Pelabuhan Bajoe telah menjadi pelabuhan penyeberangan penumpang antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara selama bertahun-tahun. 

Dengan volume angkutan terbesar di antara semua Pelabuhan Laut di bawah wilayah KKP Kelas I Makassar Provinsi Sulsel, Pelabuhan Bajoe menjadi pintu gerbang vital bagi aktivitas perdagangan dan transportasi antarprovinsi.

Sejak dimulainya eksplorasi tambang di Kabupaten Bone pada tahun 2010, Pelabuhan Bajoe tidak hanya melayani kapal-kapal lokal, tetapi juga kapal luar negeri untuk kepentingan ekspor dan impor tambang. 

Dengan demikian, peran Pelabuhan Bajoe semakin berkembang, menjadi pusat logistik yang strategis dan mendukung pertumbuhan ekonomi tidak hanya Kabupaten Bone tetapi juga seluruh Provinsi Sulawesi Selatan.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Bone dan Calon Ibukota Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Bone Penuh Sejarah dan Potensi Pariwisata

Sejarah Kabupaten Bone sebagai Calon Ibukota Provinsi Bugis Timur

Sumber: