Kisah Unik Pembelian Pesawat Tempur: Bagaimana TNI dan Thailand Memperdaya Amerika Serikat?

Kisah Unik Pembelian Pesawat Tempur: Bagaimana TNI dan Thailand Memperdaya Amerika Serikat?

--

BACA JUGA:Mengapa Indonesia Memilih Rafale? Keputusan Mengejutkan di Dunia Pertahanan

Di Bangkok, pesawat-pesawat tersebut ditahan, menciptakan situasi sulit bagi Indonesia yang sudah mengeluarkan biaya besar untuk pembelian tersebut.

Namun, bukan saatnya untuk menyerah. Dengan cerdik, dilakukan pendekatan diplomatik dan intelijen untuk melobi pejabat Thailand.

Dua perwira tinggi TNI, yaitu Dir B Bais ABRI Brigjen Harianto Imam Santosa dan Aspam Kasau Marsda Tjutju Djuanda, dikirim untuk membebaskan pesawat-pesawat tersebut.

BACA JUGA:Teknologi Terkini Melaju: AH-64E Apache Guardian Diperkuat dengan Sistem Bahan Bakar RCEFS

BACA JUGA:Kolaborasi Strategis Indonesia-Turki: 18 Tank Harimau Kuatkan Pertahanan Negara

Tidak mudah bagi Thailand untuk melepaskan pesawat tersebut karena tekanan dari Amerika Serikat, terutama setelah pemerintah AS mengirimkan permintaan resmi melalui nota diplomatik.

Thailand, sebagai sekutu utama AS di Asia Tenggara selain Filipina, berada dalam posisi sulit.

Namun, di sisi lain, hubungan pribadi yang sangat baik antara pejabat militer Thailand dan para petinggi TNI membuka jalan untuk sebuah kesepakatan unik.

BACA JUGA:Ada Alasan Strategis PT Pindad dalam Membuat Kendaraan Militer Maung 4x4

BACA JUGA: Mengintip Kehebatan Komodo 4x4 Recon Buatan PT Pindad

Suatu hari, ketiga pesawat jet tempur diberikan 'izin khusus' untuk melakukan pemanasan di udara, yang wajar mengingat mereka sudah lama ditahan di pangkalan udara Thailand.

Namun, izin tersebut spesifik untuk terbang di sekitar Laut China Selatan.

Setelah izin diberikan, dengan cepat pesawat-pesawat tersebut mengangkasa. Namun, yang menarik, mereka tidak menuju Laut China Selatan seperti yang dijanjikan.

BACA JUGA:Dibalik Pesona Rafale: Strategi Bottom Up dan Top Down dalam Penguatan Pertahanan Udara Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: