Pemekaran dan Kebudayaan Sulsel: Sejarah Provinsi Bugis Timur dan Pesona Tarian Pajoge Angkong

Pemekaran dan Kebudayaan Sulsel: Sejarah Provinsi Bugis Timur dan Pesona Tarian Pajoge Angkong.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Pemekaran wilayah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki akar sejarah yang dalam. Kabupaten Bone, yang kemudian menjadi calon ibukota Provinsi Bugis Timur, mencatat jejak sejarah yang tak terlupakan.
Pangeran Arung Palakka, yang menjadi Raja Bone ke-15, memainkan peran penting dalam pembebasan rakyat Bone dan Bugis dari penindasan penguasa dari daerah lain.
Perjalanan panjangnya ke Kerajaan Buton, Batavia, dan Pariaman, Sumatera Barat, mencerminkan semangat perjuangan untuk kemerdekaan.
Bumi Arung Palakka: Nama dan Sejarahnya
Kabupaten Bone dijuluki Bumi Arung Palakka sebagai penghormatan kepada Pangeran Arung Palakka yang berhasil memimpin kerajaan meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada tahun 1666.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Tana Toraja Sebagai Calon Ibukota Baru
Sejarahnya yang kaya memberikan dimensi baru pada identitas Bugis Timur dan menciptakan fondasi kuat untuk pembentukan Provinsi Bugis Timur.
Pajoge Angkong: Pesona dan Filosofi Gerakan Tari
Tarian Pajoge Angkong tidak hanya sekadar hiburan, melainkan sebuah bentuk seni yang sarat makna dan filosofi.
Dilahirkan dari pemikiran para calabai atau waria yang mengembangkan gerakan tari sere bissu, Pajoge Angkong memiliki tujuan merayu penonton di setiap pertunjukan.
Pesona gerakan tari ini membawa penonton dalam perjalanan emosional yang mendalam, menciptakan pengalaman unik yang tak terlupakan.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Membentuk 3 Provinsi Baru dan Tantangan Moratorium DOB
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Kota Palopo Siap Menjadi Ibukota Provinsi Luwu Raya
Provinsi Bugis Timur bukan sekadar hasil pemekaran wilayah, melainkan sebuah entitas yang kaya akan sejarah, budaya, dan seni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: