Emas Menjadi Sorotan di Kabupaten Seluma Bengkulu: Potensi Investasi Rp11 Triliun di Ujung Jari

Emas Menjadi Sorotan di Kabupaten Seluma Bengkulu: Potensi Investasi Rp11 Triliun di Ujung Jari

Emas Menjadi Sorotan di Kabupaten Seluma Bengkulu: Potensi Investasi Rp11 Triliun di Ujung Jari.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

BACA JUGA:Wacana Pemekaran Provinsi di Sumatera Selatan: Potret Sulitnya Realisasi Provinsi Palapa Selatan

Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 90 ribu hektar yang diperkirakan memiliki kandungan emas yang cukup untuk memasok kebutuhan dunia selama 100 tahun mendatang.

Potensi Emas Bengkulu: Lebih Besar dari yang Diperkirakan

Bengkulu, sejak zaman kolonial Belanda, dikenal sebagai salah satu penghasil emas. 

Namun, kabar terbaru mengungkapkan bahwa kandungan emas di wilayah Kabupaten Seluma diperkirakan mengalahkan kandungan emas dari PT Freeport, salah satu tambang emas terbesar di Papua. 

PT Energi Swa Dinamika Muda (ESDM) akan melakukan eksploitasi dan ekplorasi terhadap kandungan emas ini setelah memperoleh izin yang diperlukan.

BACA JUGA:Wacana Pemekaran Provinsi di Sumatera Selatan: Potret Kompleksitas dan Potensi Palapa Selatan

BACA JUGA:Kabupaten Lahat: Potret Menuju Masa Depan Sebagai Ibukota Provinsi Palapa Selatan di Sumatera Selatan

Potensi Emas di Bengkulu: Menjadi Pes konkret untuk PT Freeport

Tidak hanya potensi kandungan emas yang besar, tetapi juga ada perkiraan bahwa potensi emas di Bengkulu bisa 10 hingga 20 kali lipat lebih besar dari perkiraan awal. 

Terdapat tiga kecamatan di Kabupaten Seluma yang memiliki kandungan emas paling tinggi, yakni Kecamatan Ulu Alas, Ulu Talo, dan Lubuk Resam. 

Dengan potensi ini, tidak mengherankan jika tambang emas di Bengkulu akan menjadi pesaing serius bagi PT Freeport di Papua.

Sejarah Tambang Emas di Bengkulu: Dari Lebong Tandai Hingga Kabupaten Seluma

Tambang emas bukan hal baru di Bengkulu. Konon, emas yang terdapat di puncak Monumen Nasional (Monas) di Jakarta berasal dari tambang emas di Bengkulu, khususnya di Lebong Tandai, Kabupaten Bengkulu Utara. 

Tambang ini mulai beroperasi pada awal abad ke-20, bermula dari zaman penjajahan VOC Belanda pada tahun 1910. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: