Kontroversi Hilangnya Ekstrakurikuler Pramuka, Begini Tanggapan Guru dan Siswa di Lubuklinggau

Kontroversi Hilangnya Ekstrakurikuler Pramuka, Begini Tanggapan Guru dan Siswa di Lubuklinggau

Pramuka dihapus dari daftar ektrakulikuler wajib di sekolah. Foto : dokumen palpos--

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID- Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim, telah secara resmi mengumumkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional. Meskipun kebijakan ini telah diresmikan, banyak kritikan muncul sebelumnya terkait isu-isu tertentu.

Salah satu perdebatan utama adalah keputusan untuk menghilangkan beberapa ekstrakurikuler dari daftar ekstrakurikuler wajib di sekolah, termasuk kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

Meskipun Kurikulum Merdeka dimaksudkan untuk memberikan fleksibilitas dalam pendidikan, keputusan ini tidak sepenuhnya diterima oleh para guru dan siswa.

Jumani Apriani S.Pd., seorang guru di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan, mengekspresikan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut. Sebagai pembina Pramuka, dia percaya bahwa Pramuka memiliki peran penting dalam pengembangan karakter siswa, termasuk disiplin, keberanian, dan tanggung jawab.

BACA JUGA:Waspada Bahaya ! Kapolres Mura Imbau Pemudik Hindari Jalur Alternatif Pali-Mura

BACA JUGA: SPBU Megang Stop Beroperasi Setelah BBM Bercampur Air

Jihan Tsabitah, seorang siswa yang aktif dalam kegiatan Pramuka, juga menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penghapusan Pramuka dari kurikulum. Dia merasa bahwa Pramuka membantu dalam pembentukan kemandirian dan tanggung jawab sosial siswa.

Meskipun demikian, dengan adanya keputusan yang telah diresmikan, baik siswa maupun guru diharapkan untuk menerima dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka. Namun, harapan tetap ada bahwa pendidikan karakter akan tetap menjadi fokus, meskipun dengan nama kurikulum yang berbeda. ***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: