KH M Yusuf Al Qodri Bin Abdul Kodir Bin Hasan, Salah Satu Tokoh Agama Meninggalkan Warisan Luar Biasa

KH M Yusuf Al Qodri Bin Abdul Kodir Bin Hasan, Salah Satu Tokoh Agama Meninggalkan Warisan Luar Biasa

KH M Yusuf Al Qodri bin Abdul Kodir bin Hasan. Meski lahir di India pada tahun 1893, namun jejak spiritual dan intelektualnya terukir kuat di tanah Palembang, terutama dalam sejarah kemerdekaan. Makamnya yang terletak di Jalan Punai Palembang.-@romipalpos-dokumen /Palpos.Id

PALEMBANG, PALPOS. ID - Pada tahun 1974, kota Palembang kehilangan seorang tokoh agama yang sangat dihormati, yaitu KH M Yusuf Al Qodri bin Abdul Kodir bin Hasan.

Meski lahir di India pada tahun 1893, namun jejak spiritual dan intelektualnya terukir kuat di tanah Palembang, terutama dalam sejarah kemerdekaan.

Makamnya yang terletak di Jalan Punai Lorong Khotib, di dekat Masjid Isa, menjadi saksi bisu dari kehidupan dan pengabdian beliau di bidang agama.

Beliau meninggal pada usia 81 tahun, meninggalkan sepuluh orang anak serta warisan ilmu yang tak ternilai.

Sebagai seorang guru agama, KH M Yusuf Al Qodri tidak hanya mengajar, tetapi juga menjalankan profesi sebagai pedagang.

BACA JUGA:Wisata Religi Terbaru, Menemukan Makna dalam Keindahan Masjid Khalifah Bengkulu

BACA JUGA:Wisata Religi di Kabupaten Belitung, Mendalami Makna Spiritual Masjid Al-Ikhlas Sijuk

Kisahnya yang menarik bermula dari kegiatan bedagang dengan perahu sampai ke Muara Rupit Linggau. Beliau berasal dari desa Sanga, tempat neneknya, Pyan Usuf, juga dikenal sebagai penghulu di masjid Ketumah.

Salah satu momen penting dalam kehidupan beliau adalah ketika bertemu dengan KH Yusuf, seorang tokoh agama yang membawa ajaran yang sangat berpengaruh.

KH Yusuf mengajarkan ajaran yang diyakini dapat menyelamatkan turunannya. Inilah yang kemudian menginspirasi Puyang Usuf, anak dari KH M Yusuf Al Qodri, untuk menyebarkan cabang ajaran tersebut di Sanga desa.

Kisah menarik lainnya adalah pengalaman spiritual Puyang Usuf yang mendapat ilham untuk bertemu dengan seseorang yang mengenakan jubah putih.

BACA JUGA:Masjid Musi Al-Muallaf: Simbol Harmoni Budaya dan Wisata Religi di Kota Lubuklinggau

BACA JUGA:Wisata Religi yang Memikat: Keindahan Makam Sabokingking di Tengah Kota Palembang

Hal ini terjadi ketika Puyang Usuf sedang melakukan ibadah dengan tegak, tegang, dan tanpa tidur selama tiga hari berturut-turut. Meski begitu, makanan yang disiapkan untuk jamaahnya tetap hangat dan segar, tanpa menjadi basi.

Anak kesepuluh dari KH M Yusuf Al Qodri, Muti Atun, mewarisi banyak hal dari ayahnya, termasuk baju untuk dakwah, tasbih, buku ajaran, dan kalender universal yang diciptakan oleh beliau.

Kalender tersebut menjadi referensi yang tepat dan akurat bagi umat di seluruh dunia. Selain itu, KH M Yusuf Al Qodri juga dikenal sebagai seorang pengobat tradisional yang mengolah rempah-rempah menjadi obat-obatan yang berkhasiat.

Selama hidupnya, KH M Yusuf Al Qodri tak hanya berjuang menyebarkan agama di Palembang, tetapi juga sampai ke daerah Komering.

BACA JUGA:Wisata Religi Tanpa Tanding: Menemukan Ketenangan di Alquran Al-Akbar Palembang

BACA JUGA:Menjejak Keagungan Budaya: Mengenal Kampung Al Munawar, Destinasi Wisata Religi Palembang

Di masa penjajahan, beliau tetap gigih dalam menyampaikan ajaran agama yang diyakininya. Warisan beliau tidak hanya berupa ilmu, tetapi juga semangat perjuangan dan ketabahan dalam menghadapi berbagai rintangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: