Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Benturan Kekuatan dan Tekanan Eksternal Internal Partai Beringin

Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Benturan Kekuatan dan Tekanan Eksternal Internal Partai Beringin

Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Benturan Kekuatan dan Tekanan Eksternal di Internal Partai Beringin.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

"Invisible Hand" di Balik Pengunduran Diri Airlangga

Selain benturan internal, Khoirul Umam juga mengungkapkan adanya kekuatan tak terlihat atau "invisible hand" yang diduga berperan dalam mendorong Airlangga untuk mundur dari posisi Ketua Umum. 

Khoirul menduga bahwa keputusan Airlangga untuk mundur tidak murni berasal dari dirinya sendiri, melainkan ada campur tangan dari kekuatan eksternal yang merasa bahwa Golkar tidak cukup tegas dalam pengambilan keputusan strategis, khususnya terkait pengusungan kandidat di berbagai Pilkada.

"Kali ini, 'the invisible hand' tampaknya kembali bergerak karena langkah dan keputusan Airlangga di sejumlah Pilkada dianggap kurang tegas dan sering memunculkan ketidakpastian. Karena itulah, operasi politik berjalan hingga memunculkan informasi spekulatif adanya pergerakan pemeriksaan lanjutan oleh lembaga penegak hukum atas isu lama yang belum ada kejelasan informasinya," tambah Khoirul.

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Spekulasi, Tekanan, dan Implikasi Politik

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Arah Dukungan Partai Beringin Dalam Pilkada Bisa Berubah

Spekulasi mengenai "invisible hand" ini menguat setelah munculnya kabar bahwa Airlangga sempat diperiksa oleh lembaga penegak hukum terkait kasus minyak goreng. 

Beberapa kalangan percaya bahwa pemeriksaan tersebut terkait dengan manuver politik Airlangga yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan kekuatan eksternal tertentu.

Tekanan dari Luar Golkar

Pendapat mengenai adanya tekanan dari luar partai juga diperkuat oleh pernyataan politisi senior Golkar, Jusuf Kalla (JK).

JK menyatakan keyakinannya bahwa pengunduran diri Airlangga lebih disebabkan oleh tekanan eksternal yang kuat, bukan karena adanya konflik internal.

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Kahar Muzakir Sah Jadi Plt Ketua Umum Partai Beringin

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Adakah Kepentingan Istana di Balik Langkah Tersebut?

"Pasti ada tekanan lebih kuat (terkait mundurnya Airlangga) karena kalau dari unsur internal, saya yakin tidak ada (tekanan ke Airlangga) karena semua sudah setuju (Munas) Desember. Tiba-tiba malah ada keputusan ini," ujar JK.

Namun, JK tidak merinci lebih jauh mengenai siapa pihak eksternal yang dianggap memberikan tekanan tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: