Volkswagen Bakal Tutup Pabrik di Jerman: Siapkan Dana 4 Miliar Euro untuk PHK Karyawan

Volkswagen Bakal Tutup Pabrik di Jerman: Siapkan Dana 4 Miliar Euro untuk PHK Karyawan.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
PALPOS.ID - Volkswagen Bakal Tutup Pabrik di Jerman: Siapkan Dana 4 Miliar Euro untuk PHK Karyawan.
Volkswagen AG, salah satu produsen mobil terbesar di dunia, tengah menghadapi tantangan besar di pasar global.
Dalam upaya untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan dengan produsen otomotif Asia seperti China, Jepang, dan Korea, Volkswagen dikabarkan akan mengambil langkah drastis dengan menutup beberapa pabriknya di Jerman.
Penutupan ini diperkirakan akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran bagi ribuan karyawan, serta mengeluarkan biaya hingga 4 miliar euro atau sekitar Rp67,5 triliun.
BACA JUGA:Volkswagen ID.3 GTX FIRE+ICE: Kolaborasi Mewah yang Hidupkan Kembali Legenda Golf Fire and Ice
BACA JUGA:ID. Buzz Resmi Mengaspal di Indonesia: Inovasi Terbaru Volkswagen dengan Harga Mulai Rp 1,3 Miliar
Latar Belakang Penutupan Pabrik
Keputusan Volkswagen untuk menutup pabrik di Jerman muncul sebagai langkah untuk mengurangi kapasitas produksi yang berlebihan dan menurunkan biaya operasional.
Hal ini terkait erat dengan strategi restrukturisasi perusahaan yang berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan di tengah persaingan ketat dengan produsen otomotif dari Asia.
Analis dari Jefferies, sebuah perusahaan pialang terkemuka, memperkirakan bahwa penutupan pabrik ini akan terjadi pada kuartal keempat tahun 2024.
Penutupan ini merupakan langkah berani yang belum pernah diambil sebelumnya oleh Volkswagen.
BACA JUGA:Volkswagen Indonesia Luncurkan New Tiguan Allspace Facelift Lebih Kaya Fitur
BACA JUGA:WOW ! Volkswagen Meluncurkan Mobil Listrik yang Laku Keras : Responsif dan Lincah Bermanuver !
Meski berisiko menimbulkan gejolak sosial di kalangan karyawan dan serikat pekerja, perusahaan tersebut tampaknya tidak memiliki pilihan lain selain memangkas biaya dan menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar yang terus berubah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: