APJII Tegaskan Pengguna Internet di Daerah Tertinggal Mencapai 82 Persen atau 8 Juta Orang

APJII Tegaskan Pengguna Internet di Daerah Tertinggal Mencapai 82 Persen atau 8 Juta Orang

Elon Musk Investasi Rp22 Triliun untuk Starlink di Vietnam: Kapan Indonesia Menjadi Target Berikutnya?.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Salah satu inisiatif tersebut adalah pemasangan Base Transceiver Station (BTS) di daerah-daerah yang minim akses internet, sehingga masyarakat dapat terhubung dengan dunia digital.

Meskipun demikian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. 

Selain memperluas jaringan fisik, pemerintah juga harus memastikan bahwa masyarakat di daerah tertinggal memiliki literasi digital yang memadai. 

Tanpa literasi digital yang baik, akses internet hanya akan menjadi alat hiburan semata, tanpa memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Masa Depan Akses Internet di Daerah Tertinggal

Dengan semakin meningkatnya penetrasi internet di daerah tertinggal, ada harapan besar bahwa internet dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan perekonomian lokal. 

Masyarakat dapat memanfaatkan internet untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah (UMKM), mempromosikan produk lokal, serta memperluas jaringan bisnis mereka ke pasar yang lebih luas.

Selain itu, akses internet juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tertinggal. 

Dengan adanya internet, siswa di daerah tertinggal dapat mengakses materi pembelajaran secara daring, mengikuti kursus-kursus online, dan berinteraksi dengan para pengajar dari berbagai penjuru dunia.

Namun, untuk mencapai potensi ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat itu sendiri.

Pemerintah harus terus berinvestasi dalam infrastruktur telekomunikasi, sektor swasta harus berinovasi dalam menyediakan layanan yang terjangkau, dan masyarakat harus didorong untuk memanfaatkan internet secara produktif.

Jadi, penetrasi internet di daerah tertinggal yang mencapai 82,6% merupakan pencapaian besar bagi Indonesia dalam rangka meningkatkan akses digital bagi seluruh warganya. 

Namun, tantangan besar masih menanti, terutama dalam menghubungkan 17,4% masyarakat yang belum terjangkau internet serta meningkatkan literasi digital di daerah-daerah tertinggal.

Kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan internet, dan masyarakat adalah kunci untuk memastikan bahwa internet tidak hanya menjadi alat hiburan, tetapi juga alat pemberdayaan yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh pelosok negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: