Tambang Emas Ilegal di Ketapang: WNA China Gali Terowongan 1,6 Kilometer dan Negara Rugi Rp 1 Triliun

Tambang Emas Ilegal di Ketapang: WNA China Gali Terowongan 1,6 Kilometer dan Negara Rugi Rp 1 Triliun

Tambang Emas Ilegal di Ketapang: WNA China Gali Terowongan 1,6 Kilometer dan Negara Rugi Rp 1 Triliun.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Dari sinilah, emas diproses dan dibawa keluar dalam bentuk ore atau bullion emas.

Hasil yang Fantastis: 774 Kilogram Emas Dicuri

Dari hasil investigasi yang dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, ditemukan bahwa volume emas yang dicuri mencapai 774,27 kilogram. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Jejak Tambang Emas Ratatotok Sejak Zaman Belanda Hingga Era Modern

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Transformasi Kabupaten Tambang Emas

Selain itu, perak sebanyak 937,7 kilogram juga hilang akibat aktivitas ilegal tersebut. 

Kerugian negara mencapai Rp 1,020 triliun, jumlah yang sangat besar dan mempengaruhi cadangan emas nasional.

Berdasarkan uji sampel yang dilakukan di lokasi, kandungan emas di area penambangan ini sangat tinggi. 

Sampel batuan di lokasi tersebut menunjukkan kandungan emas mencapai 136 gram per ton, sementara pada batu yang sudah tergiling, kandungan emasnya melonjak hingga 337 gram per ton.

"Ini adalah penemuan luar biasa, karena jarang ada lokasi yang memiliki kandungan emas setinggi ini. Potensi kerugian negara jelas sangat besar," ungkap seorang pejabat dari Ditjen Minerba.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Potensi SDA dari Migas hingga Tambang Emas

BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Sulawesi Utara: Potret Kabupaten Tambang Emas dan Kontrak Karya

Penemuan Merkuri: Bukti Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya

Selain pencurian emas dalam jumlah besar, tindakan ilegal ini juga mengakibatkan dampak lingkungan yang sangat serius.

Proses pemisahan emas dari logam atau mineral lainnya menggunakan merkuri, sebuah bahan kimia berbahaya yang bisa mencemari lingkungan. 

Dari sampel yang diambil di lokasi tambang, ditemukan kandungan merkuri (Hg) sebesar 41,35 mg/kg, jumlah yang cukup tinggi dan bisa membahayakan ekosistem sekitar.

Merkuri biasanya digunakan dalam proses amalgamasi, yang memisahkan emas dari mineral lain. Namun, dampak dari penggunaan merkuri sangatlah serius. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: