Harga Jeruk Nipis di OKU Naik Tajam
Salah satu petani di OKU saat akan mengirimkan jeruk nipis miliknya ke daerah Jambi. Foto: Eko/Palpos.id--
BATURAJA, PALPOS.ID - Harga jeruk nipis di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Saat ini, harga jeruk nipis per kilogram mencapai Rp 4 ribu, meningkat dari harga sebelumnya yang hanya Rp 3 ribu per kilogram.
Kenaikan ini disambut baik oleh para petani lokal yang merasa terbantu dalam menutupi biaya produksi.
Supri, seorang petani dari Desa Negeri Ratu, Kecamatan Lengkiti, mengonfirmasi kenaikan harga ini.
“Harga saat ini di lokasi mencapai Rp 4 ribu. Kalau dikirim ke luar daerah seperti Jambi, harganya bisa naik hingga Rp 6 ribu per kilogram,” ungkap Supri, Minggu 13 Oktober 2024.
Menurutnya, perbedaan harga di pasar lokal dan luar daerah cukup mencolok. Pasar lokal masih menahan harga di Rp 4 ribu per kilogram, sementara permintaan dari luar daerah membuat harga melonjak, terutama di wilayah Jambi yang menjadi tujuan utama pengiriman jeruk nipis dari Lengkiti.
BACA JUGA:BMKG Prakirakan Kabupaten OKU Alami Hujan Lebat
BACA JUGA:Setwan Akui APBD P Gagal Dibahas Akibat Tak Ada AKD
Kenaikan harga ini, menurut Supri, memberikan keuntungan lebih bagi petani, terutama ketika jeruk nipis dikirim ke luar daerah. “Lebih mahal lagi jadi harga Rp 6 ribu per kilogram kalau dikirim ke Jambi, dibandingkan menjual di pasar lokal,” tambahnya.
Faktor utama kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan dari luar daerah, sementara pasokan dari petani belum dapat memenuhi kebutuhan secara merata.
“Di sisi lain, cuaca yang kurang mendukung juga membuat hasil panen sedikit berkurang, sehingga harga naik,” jelas Supri.
Para petani jeruk nipis di Lengkiti berharap tren kenaikan harga ini terus berlanjut, meskipun mereka tetap memperhatikan stabilitas pasar.
Kenaikan harga ini menjadi angin segar bagi para petani yang sering kali dihadapkan pada fluktuasi harga komoditas di pasar lokal.
Namun, beberapa pedagang di pasar tradisional OKU mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini juga memengaruhi daya beli masyarakat.
Beberapa konsumen memilih mengurangi pembelian jeruk nipis karena harganya yang lebih tinggi dari biasanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: