Dari Lubang Galian Jadi Kolam Ikan: Mitra Binaan Bukit Asam Sukses Raup Cuan

Dari Lubang Galian Jadi Kolam Ikan: Mitra Binaan Bukit Asam Sukses Raup Cuan

Dari Lubang Galian Jadi Kolam Ikan: Mitra Binaan Bukit Asam Sukses Raup Cuan--

BANYUASIN,PALPOS.ID– Siapa sangka lubang galian bekas tambang bisa disulap menjadi sumber rezeki? Syarif, warga Kelurahan Sukamoro, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, membuktikan bahwa kreativitas dan kerja keras dapat mengubah tantangan menjadi peluang emas.

Berkat budidaya ikan patin dan lele, kini ia sukses meraup keuntungan besar, bahkan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

Di halaman rumahnya, deretan kolam ikan tampak berjejer rapi. Air yang beriak menandakan ikan-ikan di dalamnya berenang aktif.

Pada pagi yang cerah, Syarif tampak sibuk menabur pakan. Baru saja beberapa hari lalu, ia berhasil memanen dua ton ikan patin, jumlah yang begitu besar hingga harus melibatkan warga sekitar untuk membantunya.

BACA JUGA:SIBA Rajut: Dari Hobi Merajut hingga Menjadi Sumber Cuan bagi Ibu Rumah Tangga Binaan PTBA

"Pas panen patin, kita panggil tenaga kerja tambahan dari warga sekitar, terutama tetangga. Karena ikannya besar-besar, kita butuh bantuan tenaga tambahan dan waktu satu minggu untuk memanennya," ujar Syarif.

Tak hanya patin, Syarif bersama Karang Taruna Sukamoro juga membudidayakan ikan lele. Pada Januari lalu, mereka berhasil memanen 400 kilogram ikan lele.

Beruntungnya, harga ikan saat ini sedang melambung karena cuaca buruk yang menyulitkan nelayan melaut. Akibatnya, permintaan pasar meningkat tajam, bahkan beberapa pembeli rela datang langsung ke kolam sebelum ikan siap dipanen.

Sebelum menekuni usaha budidaya ikan, Syarif sempat menjalankan bisnis pembuatan batu bata. Namun, usaha tersebut tidak berkelanjutan dan meninggalkan lubang-lubang galian di sekitar rumahnya.

BACA JUGA:Program Jaksa Masuk Pesantren : Langkah Kejari OKI Memperluas Jangkauan Edukasi!

Tak ingin lahan tersebut terbengkalai, ia pun mencari ide baru hingga akhirnya memilih budidaya ikan sebagai jalan rezekinya.

"Peminat ikan sangat banyak, tidak ada putusnya. Hasilnya juga berkelanjutan," katanya.

Namun, perjalanan Syarif tidak selalu mulus. Awalnya, ia sering mengalami kegagalan panen akibat kurangnya pengetahuan.

Selain itu, jaringan pemasarannya belum terbentuk, sehingga ia terpaksa menjual ikan dengan harga rendah. Namun, ia tak menyerah dan terus belajar untuk mengembangkan usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: