Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Calon Provinsi Sumatera Tenggara dan Potensi Perikanan Air Tawar

Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Calon Provinsi Sumatera Tenggara dan Potensi Perikanan Air Tawar

Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Calon Provinsi Sumatera Tenggara dan Potensi Perikanan Air Tawar.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

PALPOS.ID - Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Calon Provinsi Sumatera Tenggara dan Potensi Perikanan Air Tawar.

Wacana pemekaran wilayah di Sumatera Utara kembali mengemuka dengan munculnya usulan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Sumatera Tenggara. 

Provinsi baru ini diusulkan mencakup lima wilayah, yakni Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dan Kota Tanjungbalai. 

Wacana ini mengemuka sebagai bagian dari upaya meningkatkan efektivitas pemerintahan serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Sumatera Utara.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Calon Provinsi Kepulauan Nias, Surga Para Peselancar Dunia

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Calon Provinsi Tapanuli Andalkan Wisata Danau Toba

Jika terbentuk, Provinsi Sumatera Tenggara diharapkan dapat mengoptimalkan potensi daerah yang selama ini belum tergarap maksimal. 

Potensi utama wilayah ini mencakup sektor perkebunan, perikanan air tawar, serta industri pengolahan hasil perikanan.

Potensi Perkebunan: Kelapa Sawit dan Karet sebagai Komoditas Utama

Perkebunan menjadi salah satu sektor ekonomi utama di wilayah calon Provinsi Sumatera Tenggara. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Usulan Pembentukan 8 Provinsi Baru Menjadi Sorotan

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Usulan Pembentukan 12 Kabupaten dan Kota Baru Terus Bergulir

Kabupaten Asahan dan Labuhanbatu dikenal sebagai sentra perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit mentah (CPO) berkualitas tinggi. 

Selain itu, komoditas karet juga menjadi salah satu produk unggulan yang menopang perekonomian masyarakat setempat.

Dengan adanya pemekaran wilayah, pengelolaan sektor perkebunan diharapkan lebih optimal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: