Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Mengecam dan Menantang Permintaan Maaf Willy Salim kepada Rakyat Palembang

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Mengecam dan Menantang Permintaan Maaf Willy Salim kepada Rakyat Palembang-foto:dokumen palpos-
"Kita melihat ada banyak konten yang merusak citra masyarakat Palembang. Apalagi jika itu menyangkut adat dan agama, kita tidak bisa diam saja. Kesultanan memiliki tanggung jawab untuk menjaga marwah Palembang," tegasnya.
Ia mengkritik bagaimana beberapa kreator konten lebih mementingkan jumlah tayangan (viewers) dan keuntungan finansial dibandingkan dampak sosial dari apa yang mereka unggah.
"Jika dia memang ingin berbagi, seharusnya dilakukan dengan cara yang benar. Kita di Palembang pun sering berbagi, tetapi kita tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan. Ada tata cara yang harus dihormati," lanjutnya.
Selain itu, Sultan Iskandar juga menyoroti bagaimana peristiwa ini bisa saja mengalihkan perhatian masyarakat dari isu-isu besar lainnya, termasuk kasus-kasus korupsi yang sedang menjadi sorotan di Indonesia.
Reaksi Masyarakat dan Tokoh Lain
Pernyataan Sultan Iskandar ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh adat, ulama, dan masyarakat Palembang. Banyak yang merasa bahwa tindakan Willy Salim memang tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa ada konsekuensi.
Di media sosial, banyak warga Palembang yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap Willy Salim. Mereka menilai bahwa cara berbagi yang dilakukan tidak mencerminkan nilai-nilai keadaban yang dijunjung tinggi di Palembang.
Sejumlah tokoh masyarakat juga mendukung langkah hukum yang diusulkan, dengan harapan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Menjaga Adat dan Budaya Palembang
Sebagai penutup, Sultan Iskandar menegaskan pentingnya menjaga budaya dan adat istiadat Palembang agar tidak tergerus oleh modernisasi yang tidak terarah.
Ia menyerukan agar pemerintah, terutama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), lebih aktif dalam mengawasi konten-konten yang bisa memecah belah bangsa.
"Saya mengimbau Kominfo, baik di daerah maupun pusat, untuk segera menutup konten-konten yang berpotensi merusak persatuan bangsa. Kita tidak bisa membiarkan budaya kita tergerus hanya demi kepentingan pribadi segelintir orang," katanya.
Ia juga menekankan bahwa masyarakat Palembang harus tetap bersatu dalam menjaga kehormatan daerah mereka.
"Palembang adalah kota yang memiliki sejarah panjang dan peradaban yang besar. Jangan biarkan orang-orang dari luar merusak citra dan kebanggaan kita. Kita harus tetap menjaga marwah Palembang," pungkasnya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa dalam berbagi dan berbuat kebaikan, ada etika yang harus dijaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: