Pemekaran Wilayah NTT: Aspirasi Pembentukan Kabupaten Manggarai Barat Daya Semakin Nyaring

Pemekaran Wilayah NTT: Aspirasi Pembentukan Kabupaten Manggarai Barat Daya Semakin Nyaring.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Dr. Yohanis Sula, menyebut bahwa pemekaran wilayah bisa menjadi solusi konkret untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), asalkan dilakukan dengan perencanaan matang dan berbasis data.
“Pemekaran wilayah tidak boleh semata-mata ditunggangi kepentingan elit lokal. Tapi jika melihat kondisi objektif wilayah, Manggarai Barat Daya sangat layak menjadi kabupaten tersendiri. Apalagi luas wilayahnya memadai, potensi ekonominya tinggi, dan ada dukungan dari akar rumput,” katanya dalam diskusi daring.
BACA JUGA:Menuju Kabupaten Siasia: Pemekaran Wilayah Banggai Kepulauan Demi Konservasi Sulawesi Tengah
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Menyongsong Terbentuknya Provinsi Nusa Utara
Meski dukungan terus berdatangan, upaya pemekaran Kabupaten Manggarai Barat Daya masih menghadapi tantangan besar.
Salah satu yang paling krusial adalah adanya moratorium pemekaran daerah oleh pemerintah pusat yang berlaku sejak tahun 2014.
Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) masih menahan rencana pemekaran dengan alasan efisiensi anggaran dan evaluasi menyeluruh atas DOB yang sudah terbentuk.
Namun, aktivis pemekaran dan tokoh pemuda Manggarai Barat tidak patah arang.
Mereka menyebut bahwa pemekaran bukan beban anggaran, melainkan investasi jangka panjang bagi pemerataan pembangunan nasional.
Terlebih, jika pemerintah pusat bersedia membuka moratorium secara selektif untuk daerah yang benar-benar siap secara administratif, ekonomi, dan sosial.
Potensi Ekonomi Wilayah Manggarai Barat Daya
Wilayah calon Kabupaten Manggarai Barat Daya memiliki berbagai potensi ekonomi yang masih belum tergarap maksimal.
Jika daerah ini menjadi kabupaten sendiri, maka pemerintah daerah dapat fokus mengembangkan sektor-sektor berikut:
1. Pertanian dan Perkebunan
Wilayah pegunungan dan dataran tinggi menjadikan kawasan ini cocok untuk budidaya tanaman kopi, cengkeh, dan kakao. Tanaman hortikultura seperti tomat, wortel, dan cabai juga dapat menjadi andalan ekspor ke luar daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: