Kue Lumpur Jakarta, Cita Rasa Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi Ibu Kota

Kue lumpur khas Betawi ini bukan sekadar jajanan pasar, tapi juga bagian dari cerita masa kecil, kehangatan keluarga, dan tradisi yang terus hidup di tengah modernisasi Jakarta.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID — Di tengah gegap gempita perkembangan kuliner modern di Jakarta, satu kudapan tradisional tetap mampu mencuri perhatian dan mempertahankan eksistensinya: Kue Lumpur.
Meskipun namanya terkesan sederhana, kue ini menyimpan rasa manis nan lembut yang telah menjadi bagian dari warisan kuliner Betawi.
Di berbagai sudut kota, dari pasar tradisional hingga toko oleh-oleh, kue lumpur masih terus digemari lintas generasi.
Kue lumpur adalah salah satu kue basah khas Betawi yang terbuat dari campuran santan, tepung terigu, kentang rebus, gula, dan telur.
BACA JUGA:Lezatnya Asam Padeh Tongkol, Kuliner Tradisional Minang yang Makin Diminati
BACA JUGA:Catemak Jagung : Potensi Pertanian dan Manfaatnya bagi Petani Lokal
Rasanya manis, bertekstur lembut dan legit, dengan aroma vanila atau pandan yang menggoda.
Umumnya, kue ini disajikan dalam cetakan bulat pipih, dihiasi kismis di atasnya dan kadang diberi potongan kelapa muda.
Di daerah Jakarta Selatan, misalnya, terdapat UMKM "Kue Lumpur Hj. Siti" yang telah beroperasi sejak tahun 1989.
Pemiliknya, Siti Nurjanah (63), mengatakan bahwa permintaan terhadap kue lumpur tetap stabil bahkan meningkat selama bulan Ramadan dan menjelang Lebaran.
BACA JUGA:Pendap, Kuliner Khas Bengkulu yang Menantang Lidah dan Menggugah Selera
BACA JUGA:Sate Bandeng : Kuliner Legendaris Banten yang Tetap Melegenda di Tengah Modernisasi
“Dulu kami hanya jualan di pasar. Sekarang, alhamdulillah, sudah bisa kirim ke toko oleh-oleh dan online.
Banyak anak muda juga yang pesan buat acara kantor atau ulang tahun,” ujarnya sambil mengaduk adonan kue lumpur di dapurnya yang sederhana namun bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: