Lopis, Warisan Kuliner yang Melekat dalam Tradisi dan Kenangan

Lopis, Warisan Kuliner yang Melekat dalam Tradisi dan Kenangan

Di balik rasa manis lopis, tersimpan cerita tentang syukur, kebersamaan, dan tradisi yang diwariskan turun-temurun.-Fhoto: Istimewa-

Setelah lopis raksasa selesai dibuat, warga akan menggelar doa bersama, memohon keselamatan dan rezeki.

Kemudian, lopis dipotong dan dibagikan kepada seluruh warga secara gratis, tanpa memandang latar belakang.

BACA JUGA:Putu mayang : kuliner tradisional nusantara yang kian digemari

BACA JUGA:Kuping Gajah, Camilan Tradisional yang Kembali Naik Daun di Tengah Gempuran Snack Modern

Di sinilah nilai gotong royong dan kebersamaan begitu terasa.

“Ini bukan sekadar makanan, tapi simbol rasa syukur dan kebersamaan,” ujar Mbah Tumiran, sesepuh desa yang telah mengikuti tradisi ini sejak kecil.

“Setiap tahun kami buat bersama-sama. Semua warga ikut bantu, dari mulai mencuci ketan, membungkus, sampai memasak. Memasaknya bisa sampai 12 jam.”

Pembuatan lopis tidak bisa sembarangan. Beras ketan harus direndam semalaman agar menghasilkan tekstur yang empuk.

Setelah itu, ketan dibungkus dengan daun pisang lalu direbus dalam waktu lama — bisa sampai setengah hari untuk ukuran besar.

Setelah matang, lopis disajikan dengan gula merah cair (sering disebut juruh) dan parutan kelapa yang segar.

Proses ini mencerminkan filosofi kesabaran dan kerja keras. Tidak heran jika lopis sering disimbolkan sebagai harapan agar kehidupan manusia juga menjadi lembut, manis, dan tidak terpecah belah — seperti bulir ketan yang lengket satu sama lain.

Selain sebagai warisan kuliner, lopis juga telah menjadi daya tarik wisata budaya. Setiap tahunnya, ribuan orang datang ke Pekalongan hanya untuk menyaksikan Sedekah Lopis.

Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, acara ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan dijadikan bagian dari kalender pariwisata lokal.

“Kami ingin menjaga tradisi ini tetap hidup, sekaligus menjadikannya sebagai promosi budaya daerah,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pekalongan, Rini Pratiwi.

“Banyak wisatawan dari luar kota bahkan mancanegara yang penasaran dengan lopis raksasa ini. Ini potensi luar biasa.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: