Ayam Taliwang : Warisan Kuliner Khas Lombok yang Mendunia

Pedasnya nendang, rasanya mendunia.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID - Di tengah geliat dunia kuliner Nusantara yang semakin dikenal di kancah internasional, salah satu hidangan khas Indonesia, Ayam Taliwang, terus mencuri perhatian para pecinta kuliner lokal maupun mancanegara.
Hidangan pedas gurih yang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat ini tak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Sasak, tetapi juga menjadi simbol dari kekayaan budaya kuliner Indonesia Timur.
Ayam Taliwang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an oleh seorang warga bernama Karmini, yang berasal dari Kampung Karang Taliwang, Mataram, Lombok. Dari sinilah nama "Taliwang" diambil.
Awalnya, hidangan ini hanya disajikan dalam acara-acara adat dan perjamuan penting di kalangan bangsawan dan tokoh masyarakat Sasak.
BACA JUGA:Ceker Mercon : Sensasi Pedas yang Membuat Lidah Bergoyang dan Hati Ketagihan
BACA JUGA:Pedas Nikmat Menggugah Selera : Ayam Rica-Rica Jadi Primadona Kuliner Nusantara
Seiring waktu, kepopulerannya menjangkau masyarakat luas dan kini menjadi menu wajib di hampir seluruh restoran khas Lombok.
Hidangan ini menggunakan ayam kampung muda sebagai bahan utama.
Ayam dipilih yang masih berusia sekitar 3-5 bulan karena dagingnya lebih empuk dan cepat menyerap bumbu.
Proses memasaknya pun cukup khas, yakni melalui proses dibakar setelah terlebih dahulu dimarinasi dengan bumbu rempah-rempah khas Lombok.
BACA JUGA:Rendang, Warisan Kuliner Minang yang Mendunia dan Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Oseng Mercon : Sajian Pedas Meledak yang Bikin Ketagihan
Yang membuat Ayam Taliwang berbeda dari hidangan ayam bakar lainnya adalah campuran bumbu yang digunakan.
Bumbu dasar terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah dalam jumlah banyak, terasi bakar, tomat, kencur, serta garam dan gula.
Semua bahan ini diulek dan ditumis, lalu dibalurkan ke seluruh permukaan ayam sebelum dibakar.
Hasilnya adalah perpaduan rasa pedas, gurih, dan sedikit manis yang menggugah selera.
BACA JUGA:Tomyam Udang, Hidangan Pedas Asam yang Kian Digemari Pecinta Kuliner Nusantara
BACA JUGA:Tomyam : Sup Pedas Asal Thailand yang Kian Populer di Indonesia
Bagi pecinta pedas, Ayam Taliwang adalah surga rasa. Namun bagi yang tidak kuat pedas, tersedia juga versi "sedang" atau "tanpa pedas" yang tetap mempertahankan cita rasa khasnya.
Biasanya, ayam disajikan dengan plecing kangkung – sayuran khas Lombok yang disiram sambal tomat segar – serta nasi putih hangat dan kadang dilengkapi dengan beberuk terong.
Ayam Taliwang kini telah menjadi ikon kuliner Pulau Lombok. Tak lengkap rasanya mengunjungi Lombok tanpa mencicipi hidangan yang satu ini.
Banyak restoran dan warung makan di Mataram hingga kawasan wisata seperti Senggigi dan Kuta Lombok menawarkan Ayam Taliwang sebagai menu utama.
Bahkan, pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat menjadikan Ayam Taliwang sebagai bagian dari promosi pariwisata kuliner.
Dalam berbagai festival makanan, baik nasional maupun internasional, Ayam Taliwang hampir selalu menjadi sajian unggulan dari stan NTB.
Pada 2022 lalu, Ayam Taliwang juga masuk dalam daftar "Top 100 Traditional Dishes" versi TasteAtlas, sebuah situs pemeringkat makanan dunia. Ini menjadi bukti bahwa kekayaan kuliner lokal Indonesia mulai diakui secara global.
Tak hanya dijual di warung tradisional, Ayam Taliwang kini juga hadir dalam format modern seperti restoran cepat saji, frozen food, hingga makanan siap saji dalam kemasan.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, Ayam Taliwang menjadi menu andalan di berbagai rumah makan Nusantara.
Bahkan, beberapa franchise lokal sudah membawa Ayam Taliwang ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, hingga Belanda.
Adaptasi dan inovasi terus dilakukan untuk menjaga cita rasa asli namun tetap bisa diterima di lidah global.
Chef ternama Indonesia, William Wongso, pernah menyebut Ayam Taliwang sebagai salah satu contoh sukses kuliner tradisional yang mampu bertahan dan beradaptasi di tengah gempuran makanan modern.
“Rasa otentik Ayam Taliwang itu tidak tergantikan.
Pedasnya bukan sekadar panas, tapi ada kedalaman rasa dari rempah-rempah yang membuatnya istimewa,” ujarnya dalam sebuah wawancara kuliner.
Meski popularitasnya tinggi, pelestarian kuliner tradisional seperti Ayam Taliwang tetap menghadapi tantangan. Salah satunya adalah regenerasi pelaku usaha kuliner tradisional.
Banyak generasi muda yang enggan melanjutkan usaha kuliner warisan keluarganya karena dianggap kurang menjanjikan dibandingkan profesi lain.
Namun sejumlah komunitas dan pelaku industri kreatif kini mulai menggandeng anak muda untuk kembali mengenal, mencintai, dan mengembangkan kuliner lokal.
Program pelatihan, festival kuliner, dan promosi digital menjadi langkah nyata untuk menjaga eksistensi Ayam Taliwang di era modern.
Selain itu, isu ketersediaan bahan baku asli seperti ayam kampung muda juga menjadi perhatian.
Untuk itu, beberapa UMKM mulai menjalin kerja sama dengan peternak lokal agar pasokan ayam tetap tersedia dan terjaga kualitasnya.
Ayam Taliwang bukan sekadar makanan, tetapi juga warisan budaya yang sarat makna.
Ia mencerminkan semangat masyarakat Lombok yang berani, kuat, namun tetap menjunjung tinggi tradisi.
Dengan rasanya yang khas dan kemampuannya untuk beradaptasi di pasar modern, Ayam Taliwang berpeluang besar untuk terus berkembang, tidak hanya sebagai ikon kuliner lokal, tetapi juga sebagai duta kuliner Indonesia di mata dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: