Nasi Gandul : Kuliner Khas Pati yang Menggugah Selera dan Menjaga Tradisi

Kuah kental berwarna coklat ini dibuat dari campuran santan, bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, serai, daun salam, dan kluwek.

Daging sapi yang digunakan biasanya dimasak dalam kuah ini hingga empuk, memberikan rasa yang menyatu sempurna.

BACA JUGA:Nasi Kandar : Warisan Kuliner Ikonik dari Pulau Pinang yang Menembus Batas Generasi

BACA JUGA:Roti Jala, Kuliner Khas Melayu yang Kian Populer di Tengah Masyarakat Urban

Nasi gandul biasanya disajikan dengan cara yang sangat tradisional.

Nasi diletakkan di atas daun pisang yang dialasi piring.

Kuah daging panas kemudian disiramkan di atas nasi, dan disajikan bersama irisan daging sapi, jeroan seperti babat atau lidah, dan kadang ditambahkan telur rebus atau tempe goreng sebagai pelengkap.

Yang membuatnya unik, sendok yang digunakan bukanlah sendok logam biasa, melainkan suru, yaitu sendok dari lipatan daun pisang.

Meskipun sekarang sendok daun sudah jarang digunakan, beberapa pedagang legendaris di Pati masih mempertahankan cara penyajian ini sebagai bagian dari warisan budaya.

Di Kabupaten Pati, ada banyak tempat yang menawarkan nasi gandul. Salah satu yang legendaris adalah Nasi Gandul Pak Memet dan Nasi Gandul Bu Endang.

Keduanya dikenal sebagai pelopor yang mempertahankan resep turun-temurun sejak puluhan tahun lalu.

Pengunjung yang datang bukan hanya warga lokal, tapi juga pelancong dari kota-kota lain seperti Semarang, Kudus, hingga Jakarta.

Bahkan, nasi gandul kini mulai dijajakan di kota-kota besar dengan gaya modern tanpa meninggalkan cita rasa aslinya.

Namun, banyak pecinta kuliner mengatakan bahwa sensasi menikmati nasi gandul paling nikmat tetap di Pati, langsung dari tempat asalnya.

Kelezatan nasi gandul tidak hanya terletak pada cita rasanya, tetapi juga pada nilai tradisional yang terkandung di dalamnya.

Sumber: