Teh Talua, Minuman Tradisional Minangkabau yang Sarat Khasiat dan Filosofi

Siapa sangka, hanya dari teh, kuning telur, dan jeruk nipis—lahir minuman legendaris Minangkabau: Teh Talua. Kaya manfaat, sarat filosofi.-Fhoto: Istimewa-
Beberapa kafe bahkan mulai memodifikasi resep aslinya dengan menambahkan madu, kayu manis, atau susu evaporasi.
Rina Oktaviani, pemilik kafe “Minang Brew” di Padang, mengaku antusias dengan respons pengunjung terhadap teh talua versi modern.
“Kami ingin mengangkat kekayaan kuliner Minang ke generasi muda.
Banyak yang awalnya ragu karena ada telurnya, tapi setelah mencoba, mereka ketagihan,” katanya sambil menunjukkan menu “Teh Talua Macchiato” andalannya.
Meski banyak disukai, teh talua juga menghadapi tantangan.
Salah satunya adalah kekhawatiran masyarakat terkait penggunaan telur mentah yang berisiko membawa bakteri salmonella.
Namun, hal ini bisa diminimalkan dengan memastikan telur yang digunakan segar dan berasal dari peternakan terpercaya.
Pemerintah daerah Sumatera Barat melalui Dinas Pariwisata juga mulai mendorong promosi teh talua sebagai bagian dari paket wisata kuliner.
“Teh talua adalah identitas. Kami ingin wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tapi juga keunikan rasa Minangkabau,” ujar Kadis Pariwisata Sumbar, Zulkifli Ahmad.
Teh talua bukan sekadar minuman, melainkan cerminan dari budaya, nilai, dan kearifan lokal masyarakat Minang.
Di tengah tren makanan instan dan minuman berpengawet, teh talua hadir sebagai simbol keseimbangan antara rasa, manfaat, dan tradisi.
Siapa sangka, dari secangkir teh dan sebutir telur, lahir warisan kuliner yang mampu bertahan lintas generasi.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: