Film Seribu Bayang Purnama Diangkat Dari Kisah Nyata Kehidupan Petani Yang Sarat Dengan Pengorbanan dan Perjua

Film Seribu Bayang Purnama Diangkat Dari Kisah Nyata Kehidupan Petani Yang Sarat Dengan Pengorbanan dan Perjuangan-Foto:dokumen palpos-
Pengalaman Yahdi sebagai sutradara dengan pengalaman panjang sebagai jurnalis dan sinematografer untuk serial dokumenter berhasil menghadirkan kesinambungan gambar yang apik dan juga dramatis.
Film ini sengaja mengangkat kehidupan petani agar semua orang bisa lebih menunjukkan kepedulian dan juga meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya bidang pertanian bagi bangsa ini.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Kalimantan Selatan: Usulan Pembentukan 4 Kabupaten Baru Makin Menarik Perhatian
BACA JUGA:Nissan Silvia S15 Turbocharge 2.0 M/T 1999: Sang Legenda JDM yang Tak Pernah Padam.
Untuk memperkuat alur cerita dari film ini digarap oleh Swastika Nohara yang pernah meraih dua Piala Maya untuk kategori Penulis Skenario Terpilih, serta nominasi sebagai penulis skenario terbaik pada ajang bergengsi FFI 2014.
Film ini juga diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk kembali ke desa dan mulai menerapkan proses pertanian berkelanjutan serta mempertahankan budaya dan nilai-nilai yang ada di desa.
Sisi lain yang juga coba diangkat dari film ini adalah permasalahan yang kerap ditemui oleh petani mulai dari kesulitan untuk memulai produksi karena tidak memiliki modal sehingga selalu berhadapan dengan tengkulak serta semakin tingginya biaya pupuk dan juga pestisida yang sangat penting untuk menjaga kualitas pertaniannya.
Sinopsis Seribu Bayang Purnama
Tokoh utama dari film ini adalah Putro Purnomo (Marthino Lio) seorang pemuda yang kembali ke desanya setelah mengejar cita-cita di kota dan merupakan anak dari seorang petani bernama Budi (Nugie).
Putro bertekad memulai hidup baru di desa menggunakan metode pertanian alami.
Putro gigih mengajak warga desa lain menggunakan metode alami karena terbukti bisa membantu petani mengurangi biaya produksi dan meningkatkan hasil panen.
Namun niat baik Putro tidak berjalan mulus. Ia mendapat tentangan dari saingan lama keluarganya di desa.
Keluarga ini bahkan menantangnya dalam kompetisi pertanian bergengsi, berebut pengaruh dalam masyarakat.
Saat Putro berjuang untuk membuktikan nilai pertanian alami yang berkelanjutan, perjalanannya menjadi lebih rumit ketika ia menaruh hati pada sosok Ratih (Givina), pemilik toko pupuk dan pestisida pabrikan yang juga anak dari keluarga rivalnya.
Berada dalam kondisi yang menimbulkan gejolak batin Putro terus berjuang untuk membawa perubahan bagi masyarakat sambil menghadapi konflik pribadi dan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: