Ayam Geprek, Kuliner Pedas yang Tak Pernah Sepi Peminat

Ayam Geprek, Kuliner Pedas yang Tak Pernah Sepi Peminat

Dari Warung Pinggir Jalan hingga Restoran Modern, Ayam Geprek Jadi Primadona di Lidah Masyarakat Indonesia-Fhoto: Istimewa-

Selain itu, banyak pelaku usaha juga mulai memanfaatkan media sosial dan layanan pesan antar untuk memperluas jangkauan pasar.

Platform seperti GoFood, GrabFood, hingga TikTok Shop menjadi sarana promosi yang efektif dan murah.

Namun, tingginya konsumsi makanan pedas juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan.

Dr. Maya Kartika, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cipto Mangunkusumo, menyarankan masyarakat agar tidak berlebihan mengonsumsi makanan pedas.

“Konsumsi cabai yang berlebihan bisa menyebabkan iritasi lambung dan gangguan pencernaan lainnya, terutama bagi yang memiliki maag,” jelasnya.

Meski begitu, tampaknya gairah masyarakat terhadap ayam geprek belum akan surut.

Apalagi generasi muda cenderung menyukai sensasi ekstrem dan pengalaman makan yang menantang.

Beberapa gerai bahkan menawarkan lomba makan ayam geprek dengan level cabai tertinggi, lengkap dengan hadiah uang tunai dan sertifikat juara.

Ayam geprek tidak hanya menjadi simbol kekuatan lidah Indonesia menghadapi rasa pedas, tapi juga lambang semangat inovasi dalam dunia kuliner.

Dengan kombinasi antara rasa, harga, dan strategi pemasaran yang tepat, ayam geprek menunjukkan bahwa makanan sederhana pun bisa menjadi peluang bisnis besar.

Ke depan, pelaku usaha ditantang untuk terus berinovasi dan menjaga kualitas.

Pelanggan kini semakin cerdas dan menuntut pengalaman makan yang tidak hanya enak, tapi juga higienis dan nyaman.

Bagi para pecinta kuliner, ayam geprek adalah bukti nyata bahwa makanan lokal bisa terus berjaya di negeri sendiri—dan bahkan mungkin, suatu saat, menembus pasar internasional.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: