Nasi Uduk : Warisan Kuliner Nusantara yang Tetap Digemari di Tengah Arus Modernisasi

Nasi Uduk : Warisan Kuliner Nusantara yang Tetap Digemari di Tengah Arus Modernisasi

Di balik rasa gurih nasi uduk, tersimpan cerita panjang budaya dan akulturasi Nusantara. -Fhoto: Istimewa-

Di Jakarta, sangat mudah menemukan nasi uduk, terutama di pagi hari saat banyak orang membelinya sebagai menu sarapan.

Salah satu penjual nasi uduk legendaris di Jakarta adalah Nasi Uduk Kebon Kacang, yang sudah berdiri sejak tahun 1960-an.

BACA JUGA:Ceker Mercon: Kuliner Pedas yang Membakar Lidah dan Menggoyang Selera

BACA JUGA:Mie Aceh : Keunikan dan Kelezatan Hidangan Khas Aceh yang Mendunia

Lokasinya di kawasan Tanah Abang selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan.

“Setiap hari kami bisa menjual lebih dari 500 porsi nasi uduk.

Ada yang datang karena nostalgia, ada juga yang memang baru pertama kali coba,” kata Tati, generasi ketiga pemilik usaha tersebut.

Tak hanya di Jakarta, popularitas nasi uduk juga menyebar ke berbagai daerah lain di Indonesia.

Di beberapa kota, muncul variasi nasi uduk lokal dengan sentuhan khas masing-masing daerah.

Misalnya, di Bandung dikenal nasi uduk dengan tambahan kencur atau daun jeruk untuk memberikan aroma lebih segar.

Meski nasi uduk identik dengan penyajian tradisional, sejumlah inovasi mulai muncul agar sajian ini tetap relevan di era modern.

Beberapa pelaku usaha kuliner bahkan mulai memperkenalkan nasi uduk dalam kemasan praktis untuk kebutuhan gaya hidup cepat masyarakat urban.

Di aplikasi pemesanan makanan online, nasi uduk menjadi salah satu menu yang paling banyak dipesan.

Hal ini membuktikan bahwa makanan tradisional tidak kehilangan pesonanya di tengah dominasi makanan internasional seperti burger, sushi, atau pizza.

"Saya selalu pilih nasi uduk kalau lagi buru-buru. Enak, murah, dan ngenyangin," ujar Arif, pegawai kantoran di kawasan Sudirman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: