Tahu Pong, Kuliner Khas Semarang yang Terus Eksis di Tengah Gempuran Makanan Modern

Tahu Pong, Kuliner Khas Semarang yang Terus Eksis di Tengah Gempuran Makanan Modern

Tahu kopong, rasa nendang Kuliner khas Semarang yang nggak pernah lekang oleh waktu. -Fhoto: Istimewa-

Kata “pong” sendiri berasal dari bahasa Hokkien yang berarti "kosong" atau "hampa", menggambarkan isi tahu yang berlubang atau kopong di dalam.

Salah satu pelopor tahu pong yang terkenal adalah warung "Tahu Pong Karangsaru", yang berdiri sejak tahun 1949.

BACA JUGA:Sambal Krecek : Keunikan dan Keistimewaan Kuliner Tradisional Indonesia

BACA JUGA:Mie Goreng : Hidangan Rakyat yang Tak Lekang oleh Waktu

Hingga kini, warung legendaris tersebut masih beroperasi dan menjadi tujuan utama para pecinta kuliner tradisional.

Resep dan cita rasa yang dijaga secara turun-temurun menjadi kekuatan utama bertahannya warung ini di tengah banyaknya pilihan makanan baru.

Meski termasuk dalam kategori makanan ringan atau camilan, tahu pong memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.

Harganya yang relatif terjangkau, rasanya yang khas, serta proses penyajian yang sederhana membuat tahu pong mudah dijumpai di berbagai sudut kota Semarang, baik di warung pinggir jalan hingga restoran keluarga.

“Setiap kali ke Semarang, saya pasti cari tahu pong. Makanan ini sederhana tapi ngangenin.

Sambalnya itu loh, petisnya beda dari daerah lain,” ungkap Rina, wisatawan asal Jakarta yang rutin berkunjung ke Semarang setiap tahun.

Tak hanya warga lokal dan wisatawan, tahu pong juga mulai dikenal di luar Jawa Tengah.

Beberapa rumah makan di Jakarta, Surabaya, bahkan di luar negeri seperti Malaysia dan Singapura yang menyajikan makanan khas Indonesia, telah memasukkan tahu pong ke dalam menu mereka.

Di era digital ini, para pelaku usaha tahu pong tak tinggal diam.

Mereka mulai memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk mereka, lengkap dengan kemasan modern dan pelayanan pesan antar.

Bahkan, beberapa pelaku UMKM juga berinovasi dengan menciptakan varian tahu pong isi, seperti tahu pong isi ayam, jamur, atau keju, untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: