Jagung Bose : Pangan Tradisional Ntt Yang Kembali Bersinar Di Tengah Modernitas

Jagung Bose : Pangan Tradisional Ntt Yang Kembali Bersinar Di Tengah Modernitas

Jagung Bose : Pangan Tradisional Ntt Yang Kembali Bersinar Di Tengah Modernitas-Foto:dokumen palpos-

Bahan-bahannya berasal dari hasil bumi sendiri dan cara pengolahannya mencerminkan kearifan lokal yang menghargai alam.

 

Menurut sejarawan lokal, Jagung Bose sudah dikonsumsi sejak ratusan tahun lalu ketika masyarakat NTT mulai beralih dari ubi-ubian ke jagung sebagai makanan pokok.

Hal ini terjadi karena jagung dianggap lebih tahan lama dan mudah dibudidayakan di lahan kering NTT yang minim air.

 

Dalam konteks ketahanan pangan, Jagung Bose menjadi salah satu solusi potensial bagi Indonesia, khususnya di wilayah timur.

BACA JUGA:Telur Tahu Kukus Goreng : Sajian Sederhana yang Kian Populer di Meja Makan Keluarga Indonesia

BACA JUGA:Sandwich : Makanan Praktis Serba Guna yang Kian Digemari di Era Modern

Pemerintah daerah NTT bersama sejumlah LSM dan akademisi kini tengah mendorong revitalisasi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras.

 

“Jagung Bose merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat bisa mandiri pangan dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

Ini harus dijaga dan dipromosikan secara masif,” ujar Dr. Yulius Bait, peneliti pangan dari Universitas Nusa Cendana.

 

Ia menambahkan, kandungan nutrisi dalam Jagung Bose sangat baik untuk kesehatan.

Kombinasi antara karbohidrat dari jagung dan protein nabati dari kacang-kacangan menjadikannya sebagai menu seimbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: