Jagung Bose : Pangan Tradisional Ntt Yang Kembali Bersinar Di Tengah Modernitas

Jagung Bose : Pangan Tradisional Ntt Yang Kembali Bersinar Di Tengah Modernitas

Jagung Bose : Pangan Tradisional Ntt Yang Kembali Bersinar Di Tengah Modernitas-Foto:dokumen palpos-

Selain itu, makanan ini tidak mengandung gluten, sehingga cocok untuk mereka yang memiliki intoleransi gluten.

 

Untuk memperluas daya tarik Jagung Bose, banyak pelaku UMKM di NTT mulai melakukan inovasi.

Salah satunya adalah mengemas Jagung Bose dalam bentuk instan dan kemasan vakum agar bisa dijual ke luar daerah bahkan ke luar negeri.

Inovasi ini menjawab tantangan mobilitas dan gaya hidup modern yang menuntut kepraktisan, tanpa mengorbankan cita rasa tradisional.

 

Di sisi lain, berbagai festival kuliner daerah dan promosi media sosial juga turut membantu mengangkat pamor makanan ini.

Tahun 2025 ini, Festival Jagung Bose yang diadakan di Kupang berhasil menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah.

Selain mencicipi aneka olahan Jagung Bose, pengunjung juga dapat mengikuti demo masak, pameran produk lokal, serta diskusi budaya bersama budayawan dan petani.

 

Meski popularitas Jagung Bose mulai naik, tantangan tetap ada.

Di antaranya adalah keterbatasan produksi jagung lokal, minimnya fasilitas pengolahan pascapanen, serta kurangnya regenerasi petani muda yang tertarik mengembangkan pangan lokal.

 

Namun, banyak pihak optimis bahwa dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, Jagung Bose akan terus berkembang.

Dalam jangka panjang, makanan ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol ketahanan pangan lokal, tapi juga menjadi produk unggulan NTT yang mendunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: