Tumis Bunga Pepaya : Cita Rasa Tradisional yang Menyehatkan dan Kaya Makna Budaya

Tumis Bunga Pepaya : Cita Rasa Tradisional yang Menyehatkan dan Kaya Makna Budaya

Tumis bunga pepaya bukan cuma lezat, tapi juga kaya manfaat dan sarat makna budaya.-Fhoto: Istimewa-

Namun, dalam dunia kuliner tradisional, rasa pahit justru memiliki filosofi tersendiri.

“Pahit itu menyehatkan, dan mengajarkan kita tentang keteguhan hati,” kata Yohana Wenas, seorang ibu rumah tangga asal Tomohon yang sudah puluhan tahun mengolah bunga pepaya untuk keluarganya.

 

Yohana menambahkan bahwa tumis bunga pepaya juga menjadi sajian wajib dalam acara keluarga atau syukuran kampung.

“Biasanya kami sajikan bersama nasi panas, sambal dabu-dabu, dan ikan bakar. Lengkap dan nikmat,” ujarnya sambil tersenyum.

 

Kini, restoran-restoran modern pun mulai mengangkat kembali hidangan ini dalam daftar menunya.

Di Manado dan sekitarnya, tumis bunga pepaya sudah menjadi salah satu signature dish yang dicari oleh wisatawan.

Bahkan, beberapa chef ternama mencoba memadukan bunga pepaya dengan teknik memasak modern untuk menciptakan pengalaman kuliner yang baru namun tetap menghormati akar budaya.

 

Kuliner Ramah Lingkungan

Selain sehat dan lezat, tumis bunga pepaya juga dinilai sebagai makanan yang ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari gerakan zero waste, pemanfaatan bunga pepaya adalah contoh bagaimana masyarakat tradisional mampu menggunakan hampir seluruh bagian tanaman tanpa terbuang.

 

“Ini adalah praktik berkelanjutan yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: