Pergerakan bursa saham global sepekan dipengaruhi beberapa sentimen antara lain

Pergerakan bursa saham global sepekan dipengaruhi beberapa sentimen antara lain-Foto:dokumen palpos-
PALPOS.ID - Ketiga indeks utama di Wall Street berakhir menguat pada Jumat (25/5), memperpanjang tren positif sebelumnya.*
Kenaikan ini didorong oleh laporan keuangan emiten yang solid serta optimisme pasar terhadap tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan negara mitranya.
Berdasarkan data dari FactSet, sekitar 82% dari 169 perusahaan di indeks S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan berhasil melampaui ekspektasi.
Para pelaku pasar pun bersiap menghadapi pekan musim laporan kinerja, dengan lebih dari 150 perusahaan S&P 500, termasuk raksasa teknologi seperti Meta Platforms dan Apple yang dijadwalkan akan mengumumkan laporan keuangan mereka.
• *Selain faktor laporan keuangan, sentimen positif juga datang dari perkembangan hubungan dagang internasional.
Dijelaskan Kepala Bursa Efek Kantor Wilayah Palembang, jika Presiden AS Donald Trump mengumumkan tercapainya kesepakatan dagang dengan Jepang, termasuk penerapan tarif timbal balik sebesar 15%.
Ia juga menyatakan bahwa kesepakatan kerangka kerja perdagangan dengan Indonesia telah disetujui.
Trump menambahkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak kesepakatan yang diumumkan sebelum batas waktu penerapan tarif baru pada 1 Agustus.
BACA JUGA:Dana Desa Bisa Jadi Jaminan Pinjaman Bank untuk Koperasi Desa Merah Putih Sesuai Aturan Terbaru
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jambi: Wacana Pembentukan Kabupaten Gunung Masurai Andalkan Lokasi Wisata Alam
Ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Skotlandia pada hari Minggu guna membicarakan kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa.
"Meski begitu, para analis mengingatkan bahwa isu tarif tetap menjadi sumber ketidakpastian bagi investor," jelasnya.
Ketua The Fed, Jerome Powell, bersama jajaran dewan gubernur bank sentral AS, dijadwalkan menghadiri rapat kebijakan pada Selasa (29/7).
Pertemuan ini akan membahas arah suku bunga di tengah tekanan politik yang meningkat, kebijakan perdagangan global yang terus berubah, serta kondisi ekonomi yang semakin kompleks.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jambi: Wacana Pembentukan Kabupaten Tabir Raya Telah Diperjuangkan Satu Dekade
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jambi: Wacana Pembentukan 3 Kabupaten dan Kota Baru Pisah dari Kabupaten Merangin
Beberapa pejabat The Fed mulai menyatakan keprihatinan terhadap kondisi pasar tenaga kerja dan mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
" Dari sisi eksternal, tekanan turut datang dari Presiden Donald Trump yang secara terbuka mendesak agar Powell dan timnya segera menurunkan suku bunga guna meringankan beban pinjaman bagi konsumen maupun pelaku bisnis," terangnya.
Domestic Highlights
Perkembangan dari pasar saham domestik pada akhir pekan lalu (25/7) menunjukkan IHSG ditutup menguat sebesar 3,17% (wtd) ke posisi 7.543,50 dari penutupan pekan sebelumnya (18/7) pada level 7.311,92.
Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang pekan lalu turun dibandingkan pekan sebelumnya, yakni menjadi Rp16,09 triliun dari sebelumnya Rp16,62 triliun.
Dengan demikian, rata-rata nilai transaksi harian sejak awal tahun senilai Rp13,33 triliun.
Sementara itu, sepanjang pekan lalu investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp135 miliar.
Secara akumulatif, investor asing membukukan net sell senilai Rp59,64 triliun sejak awal tahun.
Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg terdepresiasi ke level Rp16.315/USD dari sebelumnya sebesar Rp16.290/USD.
Beberapa informasi ekonomi penting selama sepekan kemarin antara lain:
• BI: Industri Pengolahan tetap ekspansif pada kuartal II-2025 dengan PMI-BI 50,89%.
Kuartal III-2025 diprakirakan tetap ekspansif (PMI-BI 50,85%) dengan kinerja kuat pada Industri Logam Dasar, Alat Angkutan, dan Kertas.
• BI: Kegiatan dunia usaha meningkat pada kuartal II-2025, tercermin dari SBT 11,70% (naik dari 7,63%). Kapasitas produksi naik menjadi 73,58%.
Kondisi keuangan tetap baik. Kuartal III -2025 diperkirakan terus membaik (SBT 11,98%), didorong oleh LU Konstruksi dan Pertambangan.
• Kemenkeu: Pemerintah akan mengatur perlakuan pajak atas aset kripto melalui peraturan menteri keuangan (PMK).
Aturan tersebut dibuat karena adanya perubahan status kripto dari komoditas menjadi instrumen keuangan di Indonesia.
• Kemenkeu menyatakan penurunan tarif dari Amerika Serikat akan memperkuat daya tahan ekspor di semester-II 2025. Penurunan tarif dari 32% ke 19% akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5%.
• ADB: Asian Development Bank memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 5,1% pada tahun 2026.
Angka tersebut mengalami kenaikan tipis dari proyeksi pertumbuhan tahun 2025 sebesar 5,0%.
• BPKM: Kepala badan koordinasi penamanan modal melaporkan realisasi KEK mencapai Rp90,1 triliun sepanjang tahun 2024.
Jumlah tersebut melewati target yang ditetapkan pemerintah sebesar 78,1 triliun di tahun lalu.
• Kemenkeu: Implementasi pajak karbon di Indonesia belum akan dilakukan pada waktu dekat.
Hal ini dikarenakan fokus utama saat ini adalah membangun ekosistem yang mendukung mekanisme harga karbon dan pasar karbon secara menyeluruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: