Dari Shine 100 ke Shine EV: Cara Honda Pangkas Biaya Tanpa Kurangi Kualitas !

Efisiensi produksi jadi senjata rahasia Honda Shine EV-Foto : Dokumen Palpos-
PALPOS.ID - Honda sepertinya tidak main-main dalam meracik motor listrik yang benar-benar terjangkau.
Setelah sukses besar dengan Shine 100 bermesin bensin di pasar negara berkembang, kini pabrikan sayap mengepak itu bersiap menghadirkan versi elektrifikasinya—yang disebut-sebut akan mengusung nama Shine EV.
Namun, menariknya, strategi Honda bukan sekadar mengganti mesin bensin dengan motor listrik lalu menempelkan label EV.
BACA JUGA:Paten Honda Shine EV Terungkap, Motor Listrik Entry-Level dengan Harga Terjangkau
BACA JUGA:Honda Victory, Hadirkan Pengalaman Berkendara dan Layanan Spesial di Lingkungan Kerja
Mereka tampaknya mengandalkan jurus jitu yang kerap dipakai pabrikan besar untuk menekan biaya secara ekstrem: memaksimalkan penggunaan komponen yang sudah ada, atau yang biasa disebut carry-over parts.
Langkah ini bukan hanya menghemat ongkos produksi di pabrik. Efeknya merembet hingga rantai pasok, biaya distribusi, harga jual, bahkan ongkos perawatan di bengkel.
Carry-over parts adalah istilah industri untuk komponen yang sebelumnya sudah diproduksi massal di model lama dan digunakan kembali pada model baru.
BACA JUGA:Penjualan Motor Honda Meledak di GIIAS 2025, PCX160 Roadsync Paling Diminati
BACA JUGA:PCX160 Roadsync Jadi Primadona di GIIAS 2025, Disusul Honda Stylo 160 dan Vario Series
Dari petunjuk gambar paten dan logika pengembangan produk, Shine EV diprediksi akan berbagi banyak “warisan” dari Shine 100.
Beberapa di antaranya adalah:
Rangka tubular yang sama atau nyaris identik.
BACA JUGA:Dari Urban Cruiser hingga Skutik Listrik, Honda Tampil All-Out di GIIAS 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: