Inovasi Camilan Tradisional : Bola-Bola Ubi Kembali Populer di Kalangan Milenial

Inovasi Camilan Tradisional : Bola-Bola Ubi Kembali Populer di Kalangan Milenial

Bola-Bola Ubi kami : crispy di luar, lembut di dalam, dengan isian meleleh yang bikin nagih.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID  Camilan tradisional Indonesia kembali mendapatkan tempat di hati masyarakat, terutama generasi milenial dan Gen Z.

Salah satu yang kini tengah naik daun adalah bola-bola ubi, jajanan sederhana yang kini hadir dengan tampilan dan rasa kekinian.

 

Awalnya, bola-bola ubi merupakan jajanan rumahan yang terbuat dari ubi jalar, tepung, dan gula.

Namun berkat kreativitas para pelaku UMKM dan pengusaha kuliner muda, camilan ini mengalami transformasi dari makanan kampung menjadi kudapan modern yang digemari di berbagai kalangan.

BACA JUGA:Perkedel Kentang, Hidangan Tradisional yang Tak Pernah Kehilangan Tempat di Hati Rakyat Indonesia

BACA JUGA:Bakwan Jagung : Camilan Tradisional yang Tetap Eksis di Era Modern

 

Bola-bola ubi kini hadir dengan berbagai varian rasa dan isian, mulai dari keju, cokelat, hingga matcha dan taro.

Bahkan, beberapa gerai makanan memberikan sentuhan tambahan berupa topping boba, saus manis, dan keju leleh yang menambah kelezatan dan daya tarik visualnya.

Camilan ini juga mulai banyak dijual di pusat perbelanjaan, bazar makanan, hingga platform daring.

 

 

Salah satu pelopor perubahan ini adalah Ubi Queen, sebuah brand kuliner lokal yang berfokus pada inovasi camilan berbahan dasar ubi.

BACA JUGA:Ote-Ote Porong : Cita Rasa Legendaris dari Sidoarjo yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu

BACA JUGA:Tempe Manjes, Gorengan Kekinian yang Bikin Lidah Goyang dan Dompet Aman

Didirikan oleh pasangan muda asal Bandung, mereka mengaku melihat peluang besar dari meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan yang tidak hanya enak, tapi juga fotogenik untuk media sosial.

 

"Awalnya hanya iseng buat bola-bola ubi di rumah, terus coba dijual lewat Instagram.

Ternyata peminatnya banyak, apalagi kalau bentuk dan warnanya lucu.

Sekarang kita sudah punya 3 cabang dan sering ikut event kuliner di Jakarta dan Bandung," ujar Rani Kartika, pendiri Ubi Queen.

BACA JUGA:Cireng Salju Bumbu Rujak : Cita Rasa Tradisional Dalam Balutan Kenyal Nan Gurih

BACA JUGA:Kue Balok, Ikon Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

 

Transformasi bola-bola ubi juga tak lepas dari peran media sosial.

Foto-foto camilan berwarna-warni dengan tekstur crispy di luar dan lembut di dalam banyak berseliweran di TikTok dan Instagram, menarik perhatian generasi muda yang gemar mencoba makanan baru.

 

 

Di balik tampilannya yang menggiurkan, bola-bola ubi juga memiliki nilai gizi yang cukup baik. Ubi jalar, sebagai bahan utama, mengandung serat, vitamin A, dan antioksidan tinggi.

Dibandingkan dengan camilan berbahan tepung terigu atau gorengan lain, bola-bola ubi dianggap lebih sehat, apalagi jika digoreng dengan minyak berkualitas atau bahkan dimasak menggunakan air fryer.

 

Harga yang ditawarkan juga relatif terjangkau, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp25.000 per porsi, tergantung varian dan topping.

Ini membuat bola-bola ubi menjadi pilihan camilan yang cocok untuk semua kalangan, dari pelajar hingga pekerja kantoran.

 

"Dibanding beli fast food, saya lebih suka beli bola-bola ubi.

Rasanya enak, nggak bikin enek, dan harganya pas di kantong," ujar Sinta, mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

 

 

Popularitas bola-bola ubi juga memberikan angin segar bagi para petani dan pelaku UMKM.

Permintaan terhadap ubi lokal meningkat, terutama jenis ubi ungu dan kuning yang memiliki rasa manis alami dan warna yang menarik.

 

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) beberapa daerah bahkan mulai melirik potensi ini sebagai peluang pengembangan ekonomi lokal.

Beberapa pelatihan pembuatan produk olahan ubi digelar di desa-desa sentra produksi ubi, dengan harapan masyarakat bisa mengolah hasil panen menjadi produk bernilai jual tinggi.

 

"Olahan seperti bola-bola ubi bisa menjadi produk unggulan desa.

Tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tapi juga membuka lapangan kerja baru bagi ibu-ibu rumah tangga dan remaja desa," ujar Eko Prasetyo, Kepala Disperindag Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

 

 

Melihat tren makanan global yang semakin terbuka terhadap produk-produk etnik dan tradisional, bola-bola ubi juga dinilai memiliki potensi ekspor yang cukup besar.

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia mulai tertarik dengan camilan berbasis ubi, terlebih jika dikemas secara menarik dan higienis.

 

Beberapa pelaku usaha bahkan sudah mulai mengekspor produk beku bola-bola ubi ke luar negeri.

Produk ini dikemas dalam bentuk frozen food dan bisa digoreng sendiri di rumah, menjadikannya pilihan praktis bagi konsumen di luar negeri yang ingin mencicipi cita rasa nusantara.

 

 

Fenomena bola-bola ubi menunjukkan bahwa makanan tradisional Indonesia memiliki potensi besar jika dikembangkan secara kreatif dan sesuai dengan selera zaman.

Perpaduan antara bahan lokal, inovasi rasa, dan strategi pemasaran digital menjadi kunci kesuksesan camilan ini di tengah persaingan industri kuliner yang kian ketat.

 

Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan lokal yang sehat dan terjangkau, serta dukungan dari berbagai pihak, bola-bola ubi bukan hanya sekadar camilan.

Ia telah menjelma menjadi simbol kebangkitan kuliner tradisional Indonesia di era modern.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: