Tempoyak Ikan Patin, Kuliner Tradisional yang Menyimpan Cita Rasa dan Budaya

Tempoyak Ikan Patin, Kuliner Tradisional yang Menyimpan Cita Rasa dan Budaya

Tempoyak Ikan Patin bukan sekadar hidangan ini adalah warisan budaya dari sungai-sungai Sumatera.-Fhoto: Istimewa-

 

 

Membuat Tempoyak Ikan Patin bukan sekadar memasak, tapi juga bagian dari budaya yang mengajarkan kesabaran dan ketelitian.

Proses dimulai dari membersihkan ikan patin dengan hati-hati agar tidak amis.

Lalu, bumbu halus seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, lengkuas, dan serai ditumis hingga harum.

Setelah itu, tempoyak dimasukkan bersama santan dan air secukupnya, lalu ikan dimasak dalam kuah tersebut hingga bumbu meresap.

 

Banyak masyarakat Sumatera percaya bahwa memasak tempoyak harus dengan hati yang tenang dan tidak terburu-buru.

Filosofi ini menjadi simbol bahwa makanan bukan sekadar kebutuhan perut, tetapi juga bentuk cinta dan kearifan lokal.

 

 

Meskipun Tempoyak Ikan Patin masih banyak ditemukan di warung-warung tradisional di Sumatera, kini makanan ini mulai menembus pasar kuliner nasional, bahkan internasional.

Beberapa restoran Indonesia di luar negeri mulai menyajikan menu ini sebagai bagian dari promosi kekayaan budaya Nusantara.

 

Dalam Festival Kuliner Nusantara yang digelar di Kuala Lumpur pada Juni 2025 lalu, Tempoyak Ikan Patin menjadi salah satu sajian yang paling diminati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: