Mendorong Investasi Melalui Bursa Karbon Dan Strategi Dekarbonisasi

Mendorong Investasi Melalui Bursa Karbon Dan Strategi Dekarbonisasi

Mendorong Investasi Melalui Bursa Karbon Dan Strategi Dekarbonisasi-Foto:dokumen palpos-

PALEMBANG, 25 September 2025, PALPOS.ID - Otoritas Jasa Keuangan (Direktorat Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK dan OJK Sumsel) bersama PT Bursa Efek Indonesia (IDXCarbon) menyelenggarakan Sosialisasi Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan dan Pelaku Industri Daerah di Kota Palembang dengan tema “Mendorong Investasi Melalui Bursa Karbon dan Strategi Dekarbonisasi”.

Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi nasional program Asta Cita Pemerintah dalam pengembangan dan kemandirian keamanan negara melalui swasembada energy, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Salah satunya mendukung pengurangan emisi karbon melalui penguatan pasar karbon domestik, serta mendorong keterlibatan aktif pelaku industri daerah dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) Indonesia tahun 2060.

 

Deputi Komisioner Pengawas Emiten, Transaksi Efek & Pemeriksaan Khusus OJK, I. B. Aditya Jayaantara, menyampaikan “Perdagangan karbon melalui bursa karbon adalah instrumen strategis dalam memperkuat pembiayaan hijau dan menginternalisasi biaya emisi.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Pulau Sumatera: Wacana Pembentukan 17 Provinsi Baru Agar Mandiri Secara Finansial

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Wacana Pembentukan 4 Provinsi Baru Alasan Ketimpangan Pembangunan

Kami berharap pelaku industri dan sektor jasa keuangan memahami mekanisme ini dengan baik agar dapat memanfaatkan peluang ekonomi berkelanjutan yang ada.

OJK akan terus hadir untuk mengembangkan, mengawasi, dan memperkuat kerangka pasar karbon yang kredibel dan transparan.”

 

Senada dengan hal tersebut, Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan, Arifin Susanto menegaskan bahwa Sumsel memiliki posisi strategis dalam agenda nasional transisi energi dan perdagangan karbon.

“Dengan potensi sumber daya alam yang besar, mulai dari tutupan hutan, lahan gambut, hingga PLTP dan biomassa, Sumsel sangat berpeluang menjadi provinsi hijau unggulan di Indonesia.

BACA JUGA:Berbuku Buku Pekan Terakhir BBW Palembang 2025, Menangkan Hadian Utama iPhone16!

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Wacana Pembentukan Provinsi Sumselbar Untuk Efisiensi Pemerintahan

Melalui forum ini, kami ingin mendorong agar sinergi antara regulator, pemda, pelaku industri, dan akademisi terus diperkuat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau di daerah,” ujarnya

 

Kegiatan Sosialisasi ini dapat meningkatkan literasi, memperluas partisipasi, serta membangun dialog konstruktif antara regulator, sektor swasta, akademisi, dan praktisi terkait dengan perdagangan karbon di bursa dan mengenai strategi dekarbonisasi.

Kota Palembang sendiri merupakan kota dengan ekonomi terbesar di Provinsi Sumatera Utara, memiliki beberapa potensi proyek untuk Menjadi Pelaku Jasa Bursa Karbon (PJBK) khususnya sektor perkebunan dan pengolahan limbah dan terdapat beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekala besar yang berkantor pusat di Sumatera Selatan yang juga memiliki potensi menjadi PJBK dan melakukan transaksi perdagangan karbon.

 

Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Bapak Iman Rahman menyampaikan pentingnya pemahaman teknis dan kesiapan institusional dalam mengikuti perdagangan karbon.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Wacana Pembentukan Provinsi Musi Raya atau Sumselbar Bingungkan Muratara

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Rencana Pembentukan Provinsi Sumselbar Dengan Tantangan dan Kritik

“Sebagai penyelenggara bursa karbon melalui platform IDXCarbon, kami berkomitmen untuk menyediakan infrastruktur perdagangan yang transparan, akuntabel, dan efisien. Kehadiran bursa karbon menjadi langkah penting dalam mendukung upaya nasional menuju Net Zero Emission, sekaligus membuka peluang investasi baru yang berbasis keberlanjutan.

Kami mengajak seluruh pelaku industri dan sektor jasa keuangan untuk aktif berpartisipasi dalam pasar karbon dan menjadikan transisi energi sebagai bagian dari strategi bisnis ke depan.” jelasnya

 

 

 

OJK berharap kegiatan ini dapat meningkatkan literasi pasar karbon, memperluas partisipasi aktif sektor jasa keuangan dan industri daerah khususnya di Provinsi Sumatera Selatan, serta mendorong investasi hijau yang inklusif dan berkelanjutan.

Melalui mekanisme bursa karbon yang transparan dan berintegritas, Sumatera Selatan diharapkan menjadi pelopor transformasi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: