IFG Dorong Literasi dan Inklusi Asuransi Lewat Edukasi, Inovasi, dan Kolaborasi

IFG Dorong Literasi dan Inklusi Asuransi Lewat Edukasi, Inovasi, dan Kolaborasi-Foto:dokumen palpos-
Kolaborasi sebagai Penguat
IFG menyadari bahwa inklusi asuransi tidak bisa dicapai sendirian. Karena itu, pilar ketiga yang dijalankan adalah kolaborasi strategis.
Kolaborasi dilakukan dengan pemerintah daerah, kementerian, sesama BUMN, sektor swasta, hingga fintech.
Contoh nyata adalah sinergi dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah untuk program Asuransi Nelayan dan Asuransi Petani.
Dalam program ini, pemerintah membantu pendataan, sementara IFG menyediakan produk dan teknologi.
Di sektor perbankan, IFG bekerja sama dengan Bank Mandiri, BTN, dan Bank Sulselbar untuk menghadirkan produk bancassurance yang terintegrasi dengan kredit perumahan rakyat (KPR).
Nasabah KPR otomatis mendapatkan proteksi jiwa, sehingga lebih terlindungi.
Sementara dengan fintech, IFG menanamkan produk asuransi mikro ke dalam aplikasi pembayaran digital, menjangkau jutaan pengguna baru.
“Kolaborasi adalah amplifier kami. Kami berperan sebagai orchestrator yang menyatukan banyak pihak untuk mewujudkan simfoni inklusi keuangan yang lebih luas,” tegas Denny.
Peran Teknologi Digital
Teknologi menjadi kunci utama IFG dalam memperluas akses. Melalui aplikasi One by IFG, masyarakat dapat membeli, mengelola, hingga klaim asuransi secara digital.
Aplikasi ini dirancang sebagai super app keuangan inklusif, yang mengintegrasikan produk asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, hingga layanan investasi.
Fitur klaim digital cukup dengan mengunggah dokumen secara online, sementara telemedicine memberi akses konsultasi kesehatan jarak jauh.
Dengan cara ini, seorang nelayan di pesisir atau pekerja lepas di ibu kota tetap bisa memperoleh perlindungan tanpa harus datang ke kantor cabang.
Digitalisasi membuat asuransi lebih dekat dan lebih manusiawi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: