Bubur Kampiun : Warisan Kuliner Minangkabau yang Kaya Rasa dan Sejarah

Bubur Kampiun : Warisan Kuliner Minangkabau yang Kaya Rasa dan Sejarah

Bubur Kampiun: Lebih dari sekadar hidangan manis, ia adalah warisan budaya Minangkabau yang kaya rasa dan makna.-Fhoto: Istimewa-

Salah satu daya tarik Bubur Kampiun terletak pada keragaman elemen yang menyusunnya.

Dalam satu porsi bubur, terdapat beragam tekstur, warna, dan rasa yang menyatu secara harmonis.

BACA JUGA:Ketan Susu, Camilan Tradisional yang Kembali Naik Daun di Tengah Gempuran Makanan Modern

BACA JUGA:Dadar Gulung : Penganan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Modern

Dari lembutnya bubur sumsum, kenyalnya candil, hingga manis-asamnya tapai, semuanya memberikan pengalaman rasa yang unik.

"Ini bukan sekadar makanan, tetapi filosofi hidup orang Minangkabau.

Bagaimana perbedaan bisa menjadi satu kekuatan ketika bersatu," ujar Bunda Erna, penjual Bubur Kampiun di Pasar Lereng, Bukittinggi, yang telah berjualan sejak tahun 1980-an.

Dalam budaya Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai musyawarah dan kebersamaan, Bubur Kampiun dianggap sebagai simbol bagaimana perbedaan dapat membentuk sesuatu yang lebih indah dan kuat ketika disatukan.

Filosofi ini juga selaras dengan konsep "adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah" yang menjadi landasan hidup masyarakat Minangkabau.

Bubur Kampiun tidak hanya hadir sebagai sajian kuliner, tetapi juga memiliki tempat penting dalam tradisi masyarakat Minang, terutama selama bulan Ramadan.

Di hampir setiap pasar takjil, bubur ini menjadi incaran utama masyarakat untuk menu berbuka.

"Bubur Kampiun sudah seperti tradisi wajib saat buka puasa. Rasanya yang manis dan lembut sangat cocok untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa," kata Rizki (27), warga Padang yang selalu membeli Bubur Kampiun setiap Ramadan.

Selain Ramadan, Bubur Kampiun juga sering hadir dalam berbagai acara adat dan keluarga, seperti baralek (pernikahan), batagak penghulu (pelantikan kepala suku), hingga maulid nabi.

Penyajiannya pun menjadi bentuk penghormatan terhadap tamu serta simbol kesejahteraan.

Seiring perkembangan zaman, Bubur Kampiun mengalami berbagai inovasi baik dalam penyajian maupun pemasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: