Masuk Dalam Daftar Zona Merah, Pemkot Prabumulih Gencar Lakukan Vaksinasi Rabies Massal

Masuk Dalam Daftar Zona Merah, Pemkot Prabumulih Gencar Lakukan Vaksinasi Rabies Massal

Cegah rabies UPTD Puskeswan melaksanakan vaksinasi massal-Foto:dokumen palpos-

Menurut drh Nora, target tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai sekitar 250 ekor hewan tervaksinasi.

“Vaksin ini memberikan kekebalan bagi hewan peliharaan selama satu tahun. Virus rabies yang dilemahkan akan memicu respons imun sehingga hewan terlindungi,” jelasnya.

BACA JUGA:Kejari Prabumulih Tetapkan Ketua, Sekretaris dan PPK KPU Prabumulih Sebagai Tersangka Kasus Dugaan Korupsi

BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Gelar Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Franky Nasril: Harus Dilaksanakan Secara

Untuk memperluas jangkauan vaksinasi, pihaknya juga menggandeng Rumah Sakit Hewan Sumsel serta berencana melanjutkan kegiatan vaksinasi pada momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Prabumulih mendatang.

Hal ini diharapkan mampu mengakomodasi lebih banyak warga yang memiliki hewan peliharaan namun belum sempat mengikuti vaksinasi pada jadwal sebelumnya.

Lebih lanjut dikatakannya, selama dua hari pelaksanaan vaksinasi, tercatat sekitar 120 ekor hewan telah berhasil divaksin, dengan mayoritas adalah kucing peliharaan, sedangkan sekitar 20 persen lainnya merupakan anjing.

Antusiasme masyarakat tahun ini dinilai cukup tinggi, menandakan meningkatnya kesadaran warga terhadap bahaya rabies dan pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan.

Sebagai daerah yang kini berstatus zona merah rabies, UPTD Puskeswan Prabumulih juga melakukan sejumlah langkah penanganan khusus di titik-titik yang dinilai rawan, salah satunya di wilayah Muara Sungai, tempat sebelumnya ditemukan kasus gigitan hewan yang mengarah pada indikasi rabies.

Dalam kasus seperti ini, tim Puskeswan melakukan penangkapan sementara terhadap hewan liar untuk kemudian diberikan vaksinasi rabies.

Proses ini dilakukan bekerja sama dengan Bhabinkamtibmas setempat guna memastikan keamanan selama pelaksanaan.

“Jika ditemukan indikasi rabies, tim akan mengambil sampel otak hewan untuk diuji di laboratorium.

Kami juga mencatat seluruh data dari kasus gigitan yang dilaporkan untuk menentukan tingkat kejadian rabies dan mengevaluasi efektivitas vaksinasi yang sudah dilakukan,” terang drh Nora.

Selain vaksinasi, kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi bagian penting dari upaya menekan angka rabies.

Melalui pendekatan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), tim Puskeswan menyebarluaskan pengetahuan tentang cara penanganan pertama setelah gigitan hewan, pentingnya vaksinasi rutin, serta bahaya mengabaikan luka gigitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: