Kue Rangi : Tradisi Manis dari Jakarta yang Tetap Eksis di Era Modern
 
                                    Manis, gurih, dan penuh sejarah Kue Rangi, warisan kuliner Betawi yang tetap eksis di Jakarta modern.-Fhoto: Istimewa-
Meski zaman terus berubah, kue rangi tetap bertahan. Bahkan, beberapa kafe dan restoran modern mulai mengadaptasi kue rangi ke dalam menu mereka.
Beberapa inovasi yang dilakukan termasuk menambahkan cokelat, keju, atau buah-buahan sebagai topping. Namun, penikmat kuliner tradisional biasanya lebih menyukai versi klasiknya karena rasa dan aroma autentiknya tidak bisa ditiru.
BACA JUGA:Otak-Otak : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis dan Digemari dari Masa ke Masa
BACA JUGA:Ayam Goreng Bawang Putih : Cita Rasa Sederhana yang Menggoda Lidah Nusantara
Menurut seorang penjual kue rangi di kawasan Jakarta Utara, Ibu Siti, menjaga resep asli merupakan suatu keharusan. “Kue rangi itu identitas Betawi.
Kalau rasanya sudah diubah terlalu banyak, orang tidak akan merasakan kue rangi yang asli. Saya selalu membuat dengan cara tradisional, memakai cetakan besi dan bara api,” ungkap Ibu Siti.
Kue Rangi tidak hanya menjadi camilan sehari-hari, tetapi juga bagian dari wisata kuliner Jakarta. Banyak turis lokal maupun mancanegara yang penasaran dengan cita rasa kue ini.
Kawasan Kota Tua, misalnya, sering menjadi tempat wisata kuliner bagi pengunjung yang ingin mencicipi jajanan tradisional Betawi, termasuk kue rangi.
Menurut pengamat kuliner, keberadaan kue rangi di pasar-pasar tradisional dan kafe modern menunjukkan adanya adaptasi yang sehat antara tradisi dan modernitas.
“Kue rangi itu simbol bagaimana makanan tradisional bisa bertahan dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal menjaga warisan budaya,” kata Dr. Rizal, pakar kuliner Indonesia.
Penjualan kue rangi juga memberikan kontribusi ekonomi bagi pedagang kaki lima. Harganya yang terjangkau membuat kue ini diminati berbagai kalangan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Bahkan, beberapa penjual berhasil membuka usaha skala kecil-menengah berkat popularitas kue rangi.
Selain itu, kue rangi juga menjadi sarana interaksi sosial. Di banyak perkampungan Betawi, kue ini sering dijadikan hidangan saat acara adat atau pertemuan komunitas.
Keberadaannya bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
 
                         
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                                 
                                                 
                                                 
                                                