Negeri Silop, Kota yang Hilang di Kayu Agung, Sumsel Seperti Atlantis Ternyata Sudah Ada Sejak Abad ke-15

Negeri Silop, kota yang hilang seperti Atlantis berada di Kayuagung, Sumsel--youtube @mang dayat
PALEMBANG, PALPOS.ID- Atlantis, kota yang hilang memang saat ini masih diperbincangkan kebenarannya. Nah, Negeri Silop, kota yang hilang yang berada di Kayu Agung, OKI, Sumatera Selatan (Sumsel) ternyata sudah ada sejak abad ke-15.
Dikutip dari akun youtube @Mang Dayat, Tokoh Masyarakat Kayu Agung, Yuslizal mengatakan, Negeri Silop ini dulunya memang benar perkampungan biasa.
Pada abad ke-15, masa Kerajaan Palembang. Kota ini terkenal dengan masyarakat yang agamis. Masyarakatnya memeluk agama Islam yang sangat taat.
Kawasan yang diyakini sebagai kota yang hilang berada di OKI, Sumsel.--youtube @mang dayat
Negeri Silop ini adalah pemukiman masyarakat yang menghilang. Jadi, dulu ada pemukiman ini tapi karena ada satu kejadian kota ini menghilang atau tidak terlihat oleh kasat mata.
Legenda Negeri Silop ini disebut Sejarawan Kayu Agung Yuslizal memang banyak dipercaya oleh masyarakat Kayu Agung.
Menurut Yuslizal, Negeri Silop ini memang ada pada abad ke 15. Artinya, pada masa itu di Palembang dibawah Kerajaan Palembang yang Islamnya sudah fanatic.
BACA JUGA:Jaraknya 1,3 Kilometer dari Jembatan Ampera, Lokasi Mall Pertama dan Terbesar di Palembang
Negeri Silop ini sebenarnya bukan hal menakutkan. Bahkan, sampai saat ini tidak ada cerita orang yang tersesat masuk ke Negeri Silop.
Walaupun sampai saat ini Negeri Silop ini masih menjadi misteri tentang kebenarannya dan menjadi legenda, tapi ini memperkaya khasanah budaya Sumatera Selatan.
Negeri Silop artinya Pemukiman Masyarakat yang Menghilang dari pandangan. Menurut Yuslizal, pada abad 16 ada dua bersaudara Puyang Yusuf dan Sulaiman punya sahabat dari Mesir yang tinggal di Aceh.
Dia menawarkan ibadah haji ke Mekkah. Saat mereka hendak pergi, dua Puyang ini merasa khawatir bagaimana meninggalkan daerah karena saat ini masa penjajah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube@ mang dayat