PALEMBANG, PALPOS.ID - Gulali, makanan tradisional yang terbuat dari gula cair yang diputar hingga membentuk anyaman manis, terus menarik perhatian anak-anak di seluruh dunia.
Meskipun memasuki zaman modern dengan beragam makanan manis yang tersedia, gulali tetap menjadi camilan favorit di kalangan anak-anak di berbagai belahan dunia.
BACA JUGA:Menjelajahi Kelezatan Malbi Jepang: Cita Rasa Manis, Pedas, dan Kelembutan Daging Sapi Panggang
BACA JUGA:Kelezatan Tradisional dari Kue Putu, Perpaduan Rasa Gula Kelapa dan Aroma Daun Pandan
Dibandingkan dengan permen modern yang dijual di pasar swalayan, gulali memiliki daya tarik tersendiri karena proses pembuatannya yang dapat disaksikan secara langsung.
Anak-anak seringkali terpesona melihat para penjual gulali memutar gula cair di atas batang kayu hingga membentuk gulali yang lezat.
BACA JUGA:Cara Mengonsumsi Bunga Telang untuk Kegunaan yang Beragam
BACA JUGA:Lollipop si Imut yang Tetap Menjadi Favorit di Kalangan Anak-Anak
Selain itu, gulali juga sering dijual dalam berbagai warna cerah, menarik minat anak-anak yang menyukai makanan manis yang cantik.
Tak hanya soal bentuk dan penampilannya, rasanya yang manis dan gula-gula yang renyah saat digigit membuat gulali menjadi camilan yang sangat disukai oleh anak-anak.
BACA JUGA:Nikmatnya Pengalaman Kuliner Suki-Suki: Menyelami Kelezatan Hidangan Panggang ala Asia Tenggara
BACA JUGA:Kue Jongkong, Hidangan Tradisional yang Memikat Selera
Selain itu, gulali juga sering dihubungkan dengan momen-momen spesial seperti pasar malam, festival, atau perayaan tradisional, di mana anak-anak dapat menikmati gulali sambil menikmati suasana acara tersebut.
Meskipun gulali memiliki daya tarik yang kuat di kalangan anak-anak, perlu juga dicatat bahwa konsumsi gulali sebaiknya tetap dikontrol.
BACA JUGA:Manisnya Tradisi Kue Gemblong Nusantara yang Tetap Bertahan dengan Sejuta Kenangan
BACA JUGA: Kelezatan Cupu Kue Khas Oki, Sajian Manis yang Menggoda Lidah
Gula yang tinggi dalam gulali bisa menjadi masalah bagi kesehatan gigi dan tubuh anak-anak jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Orangtua diingatkan untuk mengontrol konsumsi gulali anak-anak dan memastikan bahwa pola makan mereka tetap seimbang.