NASIONAL, PALPOS.ID-Saat mata dunia sedang terfokus pada panggung global yang beragam, Timur Tengah kembali memanas dengan kehadiran ancaman yang tidak bisa diabaikan.
Serangan misterius terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, menjadi pemicu baru bagi ketegangan yang telah lama terpendam antara Iran dan Israel.
Spekulasi tentang siapa yang bertanggung jawab segera memenuhi udara, dengan Iran menuding Israel sebagai biang keladinya.
BACA JUGA:Rusia Menghidupkan Kembali Pesawat Tempur Era Perang Dingin untuk Perang Modern
BACA JUGA:Hindari Rudal MANPADS Stinger Ukrania, Rusia Tingkatkan Warfare System Vitebsk Tercanggih
Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dengan suara tegas yang mencengangkan, menyatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan tindakan kejahatan tersebut luput dari hukuman.
Ancaman untuk membalas dendam atas serangan tersebut terlontar tanpa keraguan, menambahkan bara api pada api yang sudah membara di Timur Tengah.
"Sesudah berbagai kekalahan dan kegagalan dalam menghadapi keyakinan dan semangat pejuang Front Perlawanan, rezim Zionis dengan liciknya memasukkan pembunuhan buta ke dalam agenda mereka, dalam upaya untuk menyelamatkan diri," tegas Raisi dalam pernyataannya yang menggetarkan.
BACA JUGA:Tingkatkan Kekuatan Militernya di Ukraina Angkatan Darat Rusia Terima Suplai Tambahan IFV BMP-3
BACA JUGA:Turunan dari F-!6 Lockheed Martin Tawarkan IKepada India Jet Tempur F-21 Punya Spek Gahar
Tapi seberapa kuat Iran dalam menghadapi kemungkinan konflik bersenjata dengan Israel? Laporan dari New York Times (NYT) mengungkapkan gambaran yang menarik tentang kompleksitas kekuatan militer Iran dan dinamika regional yang terlibat.
Kekuatan Militer Iran: Di Balik Tirai Tebing
Saat Israel mengincar kompleks diplomatik Iran di Damaskus, Iran tidak tinggal diam.
BACA JUGA:Tampaknya Indonesia Mulai Lirik F-16 Viper Block 72 Sebagai Jet Tempur Heavy Fighter Setelah Rafale