Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Sejarah Panjang Calon Otonomi Baru Sejak 30.000 Tahun Silam

Minggu 19-05-2024,14:51 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

Pada abad ke-14, Sulawesi Selatan memiliki sejumlah kerajaan kecil, dengan Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bugis menjadi dua yang menonjol.

Pada tahun 1530, Kerajaan Gowa mulai berkembang pesat dan pada pertengahan abad ke-16, Gowa menjadi pusat perdagangan terpenting di wilayah timur Indonesia. 

Pada tahun 1605, Raja Gowa memeluk agama Islam, menjadikan Gowa sebagai kerajaan Islam. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Menyongsong Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Jarak Bone Calon Ibukota Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

Antara tahun 1608 dan 1611, Gowa menaklukkan Kerajaan Bone, menyebarkan Islam ke seluruh wilayah Makassar dan Bugis.

Peran Belanda dalam Sejarah Sulawesi Selatan

Perusahaan dagang Belanda, atau yang lebih dikenal sebagai VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), memandang Kerajaan Gowa sebagai hambatan terhadap dominasinya dalam perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut. 

VOC bersekutu dengan Arung Palakka, seorang raja Bone yang hidup dalam pengasingan setelah jatuhnya kekuasaan di bawah Kerajaan Gowa-Tallo.

Belanda mendukung Palakka untuk kembali ke Bone, membangkitkan perlawanan masyarakat Bone dan Sopeng melawan kekuasaan Gowa. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Sejarah Kabupaten Bone Ibukota Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Potensi Wisata Eksotis Bone Calon Ibukota Provinsi Bugis Timur

Setelah perang selama setahun, Kerajaan Gowa berhasil dikalahkan, dan Sultan Hasanuddin dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya yang mengurangi kekuasaan Gowa. 

Dengan demikian, Bone di bawah Palakka menjadi penguasa di Sulawesi Selatan.

Persaingan dan Perlawanan Hingga Era Kolonial

Persaingan antara Kerajaan Bone dengan pemimpin Bugis lainnya memenuhi sejarah Sulawesi Selatan. 

Kategori :