Meskipun Ratu Bone memimpin perlawanan melawan Belanda setelah Perang Napoleon di Eropa, Belanda berhasil memadamkan pemberontakan tersebut.
Namun, perlawanan masyarakat Makassar dan Bugis terus berlanjut melawan kekuasaan kolonial hingga tahun 1905-1906.
Pada tahun 1905, Belanda juga berhasil menaklukkan Tana Toraja, dengan perlawanan berlanjut hingga awal 1930-an.
Sulawesi Selatan Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Sulawesi Selatan terdiri atas sejumlah wilayah kerajaan yang berdiri sendiri dan dihuni oleh empat etnis utama: Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
Tiga kerajaan besar yang berpengaruh luas pada abad ke-16 dan ke-17 adalah Luwu, Gowa, dan Bone, yang menjalin hubungan dagang serta persahabatan dengan bangsa Eropa, India, China, Melayu, dan Arab.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Batas Wilayah Tana Toraja Menuju Tiga Provinsi Otonomi Baru
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Batas Wilayah Kabupaten Bone Calon Ibukota Provinsi Bugis Timur
Paska Kemerdekaan dan Perkembangan Administratif Sulawesi Selatan
Setelah kemerdekaan, pada tahun 1950, Sulawesi Selatan menjadi Provinsi Administratif Sulawesi berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 1950.
Pada tahun 1960, Sulawesi Selatan dan Tenggara terbentuk melalui UU Nomor 47 Tahun 1960.
Selanjutnya, pada tahun 1964, Sulawesi Tenggara dipisahkan dari Sulawesi Selatan melalui UU Nomor 13 Tahun 1964.
Terakhir, pada tahun 2004, Sulawesi Selatan dibagi menjadi dua provinsi, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Sulawesi Selatan: Tantangan Menuju Otonomi Baru Luwu Tengah dan Bone Selatan